Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG Berhasil Turunkan Emisi GRK saat Nyepi Sebesar 33 Persen

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengklaim telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in BMKG Berhasil Turunkan Emisi GRK saat Nyepi Sebesar 33 Persen
net
Logo BMKG 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengklaim telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) pada saat Hari Raya Nyepi di Bali (12/3/2013). Penurunan emisi GRK tersebut mencapai 33 persen.

"Kesimpulannya, terjadi penurunan CO2 dan N2O pada saat perayaan Nyepi mencapai 33 persen di Denpasar. Ini bukti bahwa aktivitas manusia bisa meningkatkan emisi GRK," kata Edvin Aldrian, Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Gedung BMKG, Jakarta, Kamis (11/4/2013).

Pada penilitian yang dilakukan oleh BMKG, ada lima daerah yang dijadikan lokasi penelitian emisi GRK. Lima daerah tersebut adalah Denpasar, Karangasem, Negara, Bedugul dan Singaraja.

"Untuk penurunan terbesar berasal di daerah Negara mencapai 80 persen," kata Edvin.

Lebih lanjut Edvin menuturkan, penelitian emisi GRK sangat rentan terjadinya gangguan yang dapat berpengaruh pada hasil. Kerentanan tersebut dapat terjadi apabila ada gejala alam.

"(Penelitian) sangat dipengaruhi dengan kondisi alam, bila terjadi kebakaran hutan, atau gempa, maka penelitian dinyatakan gagal," ujar Edvin.

Mengenai pemilihan Bali sebagai tempat melakukan penelitian, Edvin beralasan Bali adalah satu-satunya provinsi yang bisa menghentikan kegiatan dalam satu hari.

Berita Rekomendasi

"Bali satu-satunya pulau dimana ada manusia yang berhenti beraktivitas dalam satu hari. Selain itu Bali juga merupakan daerah yang cukup terisolasi," ujarnya.

Penelitian penurunan emisi GRK pada saat perayaan Nyepi dilaksanakan pada 7 Maret sampai 18 Maret 2013. Metode pengukuran dilakukan dengan dua metode. Metode pengukuran langsung, di Denpasar menggunakan metode pengukuran langsung dengan alat digital WolfPack Area Monitor dan Continous Analyzer IRIS 4600, dimana konsentrasi GRK diperoleh tiap jam untuk parameter CO2 dan N2O.

"Sedangkan, empat wilayah lain menggunakan metode sampling, flask sampler pada pukul 14.00 WITA dan analisis laboratorium untuk sampel menggunakan metode Gas Chormatography (GC)," ujar Edvin.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas