PDIP Merasa Simbol Partainya Diperlakukan Tak Pantas
Mayjen Pol Purn Sidarto Danusubroto yang juga pengurus DPP PDIP diutus Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayjen Pol Purn Sidarto Danusubroto yang juga pengurus DPP PDIP diutus Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menemui Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono untuk menyampaikan nota protes di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis
(25/4/2013).
Menurut anggota Komisi I DPR ini, pihaknya tidak terima para prajurit TNI memasuki kantor DPP, apalagi sampai melakukan kekerasan terhadap para petugas partai.
"Kantor itu adalah simbol dan lambang partai kita. Bahkan ada tindakan tidak pantas kepada walpri (pengawal pribadi) dari Ibu Megawati Presiden kelima kita," kata Sidarto kepada wartawan usai bertemu petinggi TNI.
PDIP juga mendesak para prajurit yang terlibat tindak pidana ini diproses hingga peradilan militer.
"Bahkan ada tindakan tidak pantas kepada pengawal pribadi (walpri) Ibu Megawati, presiden kelima kita. Beliau (Panglima) akan menindaklanjuti. Ini masalah pidana di mata kita. Jadi harus ada proses peradilan militer yang terlibat dalam insiden di markas partai kami," tegasnya.
Sebelumnya, diberitakan 10 orang berpakaian bebas masuk ke Kantor DPP PDI-P di Jl Raya Lenteng Agung Nomor 99, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4/2014) pukul 20.45 WIB. Dua orang atas nama Yatna dan Priyadi menjadi korban pemukulan orang-orang itu.
Belakangan, diketahui bahwa gerombolan orang itu adalah prajurit TNI AD kesatuan Yon Zikonm13. Fakta tersebut didapat saat dua orang di antara 15 orang itu, yakni Praka Juawadi dan Prada Rahmat, diamankan anggota Paspamres, pengawal mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang ada di lokasi.
Tindakan brutal tersebut, sempat diartikan sebagai aksi penyerangan terhadap DPP PDI-P. Namun, Rukman membantah hal itu. Menurutnya, insiden itu berawal dari insiden senggolan motor antara anggota TNI AD dengan salah seorang warga sehingga meyebabkan selisih paham.
Warga tersebut kemudian berlari masuk ke kantor PDI-P hingga terjadinya aksi kekerasan tersebut.
Saat insiden terjadi, Megawati dan para petinggi PDI-P tengah berada di dalam kantor mempersiapkan penyusunan daftar calon sementara anggota legislatif DPR.