PKB Minta Kasus Anggota DPR Nyaris Ditembak Diusut Tuntas
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta kasus nyaris kena tembak yang dialami anggota DPR RI dari PKB Nur Yasin diusut
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta kasus nyaris kena tembak yang dialami anggota DPR RI dari PKB Nur Yasin diusut. Aparat kepolisian diminta serius menangani kasus ini dan mengusut tuntas asal-usul peluru tersebut.
"Dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, kami berharap pengusutan dilakukan bersama aparat TNI. Sebab di sebelah rumah Pak Nur Yasin adalah asrama tentara," kata Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar, Sabtu(27/4/2013).
Jika memang kasus ini tidak bisa diselesaikan oleh polisi, maka PKB kata Marwan akan menempuh jalur politik dengan membawa kasus ini ke Komisi I sebagai mitra kerja TNI dan Komisi III DPR sebagai mitra kerja Polri, untuk meminta pertanggung jawaban Panglima TNI dan Kapolri.
Menurutnya, peristiwa tersebut harus bisa menjadi pelajaran berharga bagi Polri dan TNI agar lebih waspada dalam menjaga perlengkapan persenjataannya.
"Agar senjata berbentuk apapun tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab," kata Marwan.
Sebab, anggota Dewan adalah pejabat negara yang berhak memperoleh perlindungan secara komprehensif.
"Di mana pun ia berada wajib dilindungi oleh aparat keamanan. Apalagi Pak Nur Yasin ini sedang bertugas di daerah dalam rangka reses penyerapan aspirasi rakyat," ujarnya.
Sebagai Pimpinan Fraksi PKB, Marwan meminta agar Nur Yasin tetap melanjutkan aktifitas sebagai Anggota Dewan memperjuangkan aspirasi rakyat. Dia meminta agar menunjukkan bahwa kader PKB selalu siap berjuang bersama rakyat dalam kondisi apapun sepanjang tidak melanggar Undang-Undang, peraturan, dan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
"Jangan sampai hanya sebab kasus peluru nyasar ini Pak Nur Yasin jadi 'keder' dan menyurutkan langkah. Karena masih banyak rakyat harus diperjuangkan hak-haknya, khususnya warga Jember dan Lumajang," ujarnya.
"Kepada warga PKB di Jember dan Lumajang agar tetap beraktifitas biasa menjalankan nilai-nilai Ahlussunah wal Jamaah, jangan mudah terprovokasi atas kasus ini. Percayakan ke polisi untuk mengusut sampai tuntas," ujar Marwan.
Diberitakan sebelumnya, peluru yang berasal dari samping rumah Nur Yasin yang kebetulan ditempati oleh tentara aktif itu, berjarak sekitar 30 sentimeter dari tempat dirinya duduk.
"Saat saya sedang ngobrol dengan salah satu kiai di Jember, tiba-tiba ada suara braak tembus lewat samping saya sekitar 30 senti dari tempat saya duduk," ujar Yasin Rabu (24/4/2013).
Setelah kejadian tersebut, Yasin langsung menanyakan ke rumah sebelah yang ditempati para tentara aktif itu.
"Akhir tentara pada datang ke rumah sampai Komandan Batalyon datang. Analisisnya, peluru itu bukan milik TNI, karena pelurunya lebih besar dari jenis SS, yakni peluru dari AK," urai Yasin.