Arif Wibowo Kerap Undang Pemilihnya ke Senayan
Ketika sudah duduk di Senayan, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Arif Wibowo tak melupakan konstituennya. Ia kerap kali mengundang
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika sudah duduk di Senayan, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Arif Wibowo tak melupakan konstituennya. Ia kerap kali mengundang perwakilan warga dan simpatisan tiap kecamatan di Jember dan Lumajang, datang ke Jakarta untuk menyaksikannya bersidang.
Hal ini Arif lakukan untuk memberi mereka pengetahuan, bahwa seorang anggota dewan adalah bertanggungjawab melaksanakan amanah konstituen. Sehingga perwakilan ini tahu bagaimana cara anggota dewan bersidang dan bekerja selama ini.
Menurut Arif dirinya berkeyakinan partai sebagai pilar demokrasi harus diselamatkan. Maka, ketika ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik dan anggota dewan, mereka harus tetap dibukakan pikirannya bahwa masih ada politisi berjuang untuk rakyat.
“Ini cara saya menjelaskan masyarakat. Saya gilir perwakilan dua orang dari desa datang ke Senayan. Mereka melihat cara bersidang dan bagaimana kerja anggota dewan. Itu salah satu cara kampanye murah. Ini untuk meyakinkan mereka kalau kita bekerja,” ceritanya.
Perwakilan anggota masyarakat tiap kecamatan ini, lanjut Arif, akan mendapat giliran pergi ke Jakarta, khususnya memantau bagaimana urusan atau masalah masyarakat dan konstituen diperjuangkan. Sehingga secara tidak langsung mereka memahami bagaimana urusan rakyat diselesaikan anggota dewan dan pemerintah.
Pernah satu kali, ketika ada masalah agraria di daerahnya, sekitar 30 orang warga datang. Mereka duduk manis dengan seksama mendengarkan perdebatan anggota dewan Komisi II dengan Badan Pertanahan Nasional.
Lewat sidang dan perdebatan yang terjadi dalam rapat dengar pendapat, perwakilan warga akhirnya bisa mengetahui dan memiliki kesimpulan sendiri, bahwa urusan mereka tak kunjung selesai bukan terhambat di DPR melainkan di pemerintah.
Arif tak sungkan selalu mengajak perwakilan-perwakilan warga dari daerah pemilihannya untuk menginap di rumah dinas DPR Kalibata, Jakarta Selatan. Ada yang menginap dua minggu bahkan satu bulan. Di rumah dinas ini Arif menanggung makan minumnya.
“Dengan cara ini saya ingin memberikan political education kepada mereka. Waktu BBM naik, saya ajak puluhan orang dari Jember ke sini. Biar mereka melihat sendiri. Aku ingin menunjukkan begini caraku bekerja. Yang saya ajak bekerja tidak pernah menjelekkan saya,” tukasnya.
Dari mulut dan kesan perwakilan warga ini yang menyaksikan cara kerja Arif ini kemudian menyebar dan menjadi obrolan ketika pulang di antara warga lainnya. Sehingga wajar jika nama Arif cukup membekas dan dikenal banyak warga Jember dan Lumajang, khususnya petani.
Arif menyadari, membuat warga datang ke Jakarta melihat Gedung DPR dan merasakan mengikuti sidang dari kursi balkon adalah sebuah penghargaan terhadap konstituen. Secara tidak langsung, masyarakat yang selama ini tidak tahu soal kerja anggota dewan menjadi tahu.
Bahkan tidak sedikit dari warga yang pergi ke Jakarta atas inisiatif pribadi, karena kangen untuk menemui Arif dan berdiskusi soal masalahnya. Bahkan, seringkali keluhan warga atau masyarakat yang tidak berhubungan dengan kedewanannya tetap dikeluhkan kepadanya.
“Waktu itu kumpul dengan warga, ada saja yang mengeluh mulai dari istrinya hilang, sampai ayamnya mati. Belum lagi menghadapi orang yang datang, karena menganggap anggota dewan banyak uang, pinjam uang Rp 300 juta. Tapi itu realitas masyarakat,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.