Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Perbudakan di Tangerang, Priyo akan Cek Twitter SBY

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengecam keras peristiwa perbudakan di Tangerang.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Ada Perbudakan di Tangerang, Priyo akan Cek Twitter SBY
KOMPAS images/KRISTIANTO PURNOMO
Sukaedi (18), buruh pabrik industri pengolahan limbah menjadi perangkat aluminium dirapikan rambutnya terlihat di Polres Kota Tangerang, Sabtu (4/5/2013). Polres Kota Tangerang dan Kontras menggerebek serta membebaskan 34 buruh yang disekap di pabrik wajan di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengecam keras peristiwa perbudakan di Tangerang. Apalagi, kejadian tersebut sangat dekat dengan ibukota DKI Jakarta.

"Betul-betul tidak bisa diterima akal sehat, saya gundah-gulana adanya
adanya perbudakan di abad modern dan terjadi selangkah di Jakarta," kata Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Jakarta, Senin (6/5/2013).

Priyo meminta kepolisian memeriksa pemilik pabrik apakah kesehatan mentalnya terganggu sehingga melakukan aksi biadab. "Padahal kita sedang ada penghormatan di kalangan buruh," katanya.

Mengenai reaksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Priyo mengaku belum mengetahuinya. "Saya tidak tahu apa saya mendahului presiden, beliau  mungkin masih sibuk," imbuhnya.

Priyo berjanji akan melihat akun twitter SBY untuk melihat reaksi presiden terhadap kasus tersebut. "Karena saya follower nanti saya lihat apakah beliau mentweet," tuturnya.

Priyo juga mengatakan DPR akan memanggil Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar usai reses untuk menjelaskan kejadian tersebut.

Berita Rekomendasi

"Peristiwa ini  harus tetap diinvestigasi secara tuntas. Ini merupakan puncak gunung es kalau ini terjadi. Bagaimana martabat kita, ketika kita sedang membangun martabat tapi terjadi perbudakan abad modern. Ini tidak masuk akal," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas