Terlalu Dini Jika ada yang Bilang Suara Ibas Bakal Merosot
Terlalu dini dan dangkal jika ada penyataan yang mengatakan suara Edy Baskoro bakal merosot dalam Pemilu Legislatif 2014.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terlalu dini dan dangkal jika ada penyataan yang mengatakan suara Edy Baskoro atau yang akrab disapa Ibas bakal merosot dalam Pemilu Legislatif 2014.
Demikian Dewan Pakar Jaringan Nusantara (JN), Jemmy Setiawan, menanggapi pernyataan tentang Ibas yang disuarakan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens saat menghadiri diskusi dengan tema "Rangking Parpol Berdasarkan Bedah Kualitas Caleh 2014" di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (5/5/2013).
“Harusnya Boni bicara dengan data dan didahului dengan survey. Sebab itulah yang membedakan antara pengamat politik yang berbasis empiris dengan pernyataan dukun yang berbasis metafisik atau penerawangan,” jelas Jemmy kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/5/2013).
Dijelaskan Jemmy, kerja-kerja ke bawah dan menjaga komunikasi intensif atara pemilih adalah sebuah kewajiban bagi para legislator. “Kenyakinan saya itu dilakukan oleh semua anggota legislatif baik dengan mekanisme reses ataupun komunikasi by perangkat. Ibas pastilah tidak sedangkal yang Boni bayangkan. Ibas juga menjaga komunikasi politiknya dengan konstituen dengan cara-caranya,” ungkap Jemmy.
Menurut Jemmy, jadi kalau Boni mengatakan jika suara Ibas akan merosot di pemilu legislatif 2014 tanpa pendekatan survey itu pernyataan orang ngelindur. Terlebih Boni telah mengait-ngaitkan penyataan Ahmad Mubarok dengan kondisi Ibas dan mengkampayekan agar tidak memilih Ibas dalam pemilihan legislatif mendatang.
“Ini sebuah pernyataan seseorang yang belum terditeksi maksudnya. Boleh dibilang ini ilmu baru yaitu ilmu menyambung-nyambungkan situasi dan keadaan namun jauh dari data dan fakta,” kata Jemmy. “Saya menyakini mas Ibas bekerja dengan caranya agar mampu mempertahankan suaranya di Dapil VII Jatim. Mas ibas sedang bekerja bersama TIMSES-nya,” papar Jemmy.
Dijelaskan Jemmy, satu fakta yang ada di hadapan adalah kerja kepartaian pasca Kongres Luar Biasa di Bali. Ini terbukti di bawah komando sekjend dengan tangan satgas penjaringan untuk caleg PD telah berbuah sukses dalam catatan administratif di KPU dengan hasil mendekati sempurna, yakni hanya terganjal dengan dua KTA dan dua ijasah saja yang kurang. Ini menujukan kerja kepartaian yang sifatnya ke dalam di bawah kendali sekjend telah sukses.
“Pengamat terlalu underestemete terhadap sosok Sekjend PD yang memilih sedikit bicara, namun lebih mengedepankan kerja-kerja kepartaian secara optimal dan baik,” ucap Jemmy.
Perlu digaris bawahi, terang Jemmy, tidak satupun orang hari ini bisa menarik sebuah kesimpulan tanpa data dan survey dan pengamat harusnya menjauhkan persoalan ketidaksukaanya karena fakta telah berkata lain.
“Demokrat sedang bekerja. Demokrat sedang kembali bangkit. Terlalu dini untuk menilai sekarang. Biar Pemilu 2014 yang menjadi hakim atas kemauan rakyat,” tutur Jemmy.