Hatta Rajasa: Indonesia Kekurangan Sarjana Teknik
Jumlah sarjana teknik atau yang dulu disebut insinyur, ternyata sangat jauh dari kebutuhan.
Laporan Wartawan Surya, Musahadah
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Jumlah sarjana teknik atau yang dulu disebut insinyur, ternyata sangat jauh dari kebutuhan.
Ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, saat memberikan kuliah di acara Young Engineer and Scientist Summit 2013, di Graha 10 November ITS, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (10/5/2013).
"Sarjana teknik hanya 11 persen dari total sarjana di Indonesia," ungkap Hatta di hadapan ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Jika kondisi ini terus berlanjut, imbuh Hatta, diperkirakan pada 2015 hingga 2025 mendatang, Indonesia kekurangan 15 ribu sarjana teknik per tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah berencana menambah 100 politeknik baru, perguruan tinggi riset, dan perguruan tinggi pendidikan.
Pemerintah juga bakal membuat 521 (satu per kabupaten/kota) akademi komunitas untuk tenaga terampil setempat. Sekolah menengah kejuruan dan kursus atau pendidikan non formal, juga penting untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja setempat.
"Jangan sampai ketika pertumbuhan ekonomi bagus, kita malah kekurangan tenaga insinyur. Jangan sampai kekurangan ini diambil dari insinyur asing," kata mantan Menteri Perhubungan yang juga ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Di akhir kuliahnya, Hatta memberi motivasi kepada para calon insinyur, untuk terus menciptakan inovasi sampai bisa diterima pasar. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.