Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rombongan Pejabat Kamboja Pesan 36 Kamar Presiden Suit dan VVIP di Aryaduta

Konferensi internasional kedua Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI) di Makassar, akhir pekan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Rombongan Pejabat Kamboja Pesan 36 Kamar Presiden Suit dan VVIP di Aryaduta
TRIBUN/DANY PERMANA
Media Relation Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI) Indonesia Aditya Chandra Wardhana, Ketua Penyelenggara Konferensi Internasional CAPDI Erwin Aksa, Chairman CAPDI Jusuf Kalla, dan Ketua Steering Comitee Konferensi Internasional CAPDI Makarim Wibisono (kiri-kanan) menghadiri jumpa pers Konferensi CAPDI, di Jakarta, Rabu (24/4/2013). Konferensi CAPDI yang akan diselenggarakan di Makasar tersebut rencananya akan dihadiri tokoh internasional seperti Aung San Suu Kyi (Myanmar), Jose Manuel Barroso (Uni Eropa), Thaksin Shinawatra (Thailand), Jose de Venecia (Filipina), Datuk Seri Dr Muhammad Najib bin Tun Razak (Malaysia), Xanana Gusmao (Timor Leste), Fidel Ramos (Filipina), dan lain-lain. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM - Konferensi internasional kedua Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI) di Makassar, akhir pekan ini (19-21 Mei 2013), agaknya sangat istimewa bagi pemerintahan Kamboja. Selain Perdana Menteri Samdech Techo Hun Sen dan Wakil Perdana Menteri Sok An, mereka membawa 36 pejabat negara, termasuk sejumlah menteri ekonomi. Demikian rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com, Rabu (15/5/2013).

Bahkan, rombongan para pejabat Kamboja telah memesan 36 kamar president suite dan very very important person (VVIP) di Hotel Aryaduta, Makassar. Panitia penyelenggara telah memesan 175 kamar sekelas presiden suite dan VVIP untuk puluhan tokoh dunia se-Asia Pasifik yang akan bertandang ke Makassar.

Konferensi ini bertajuk "Mobilizing Governments, Political Parties and Civil Societies to Promote Peace and Reconciliation and to Fight Climate Change in Asia” dan akan dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) HR Agung Laksono.

Ketua Panitia Penyelenggara Erwin Aksa berharap event ini akan mampu mendorong peran serta Indonesia dalam hal perdamaian dan memerangi perubahan iklim global. “Melalui konferensi internasional CAPDI, kami berharap berbagai konflik yang ada dapat segera ditemukan solusinya. Ini sesuai dengan salah satu tujuan utama dari pertemuan ini, yakni untuk menciptakan kerjasama dan perdamaian diantara negara-negara di Asia Pasifik," lanjut Erwin, Rabu (15/5).

Selain rombongan besar dari Kamboja, sejumlah pemimpin dan mantan pemimpin dari 18 negara di kawasan Asia Pasifik memastikan akan hadir di konferensi internasional kedua CAPDI.

Pemimpin negara yang telah memastikan kehadirannya di konferensi perdamaian dan perubahan iklim global ini diantaranya adalah Datuk Seri Dr. Mohammad Najib bin Tun Razak (Perdana Menteri Malaysia), Samdech Techo Hun Sen (Perdana Menteri Kamboja), Sok An (Wakil Perdana Menteri Kamboja) dan Jejomar Binay (Wakil Presiden Filipina).
Sedangkan tokoh-tokoh lain yang dijadwalkan untuk hadir dalam pertemuan ini diantaranya adalah Fidel V. Ramos (mantan Presiden Filipina), Jose de Venecia (Mantan Ketua DPR Filipina lima kali periode), dan Thaksin Shinawatra (mantan Perdana Menteri Thailand). Dari luar Asia, dijadwalkan akan hadir Martti Ahtisaari (mantan Presiden Finlandia) dan Jose Manuel Barroso (Presiden Uni Eropa).

“Pertemuan kali ini lebih istimewa karena akan ada Deklarasi Makassar. Namun isi deklarasi tersebut belum bisa disampaikan,” ujar Dinna Wisnu, Pakar Diplomatik dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Paramadina yang juga panitia dan salah satu pembicara dalam konferensi kedua CAPDI di Makassar.
CAPDI merupakan organisasi non-profit yang fokus pada masalah perdamaian dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik, serta perubahan iklim global yang semakin mengkhawatirkan.

Berita Rekomendasi

Konferensi internasional kedua CAPDI digelar lantaran konflik-konflik di kawasan Asia Pasifik masih dalam tingkat mengkhawatirkan. Seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan, Myanmar dan Korea. Berbagai konflik tersebut perlu segera diselesaikan agar tak mengganggu stabilitas dan  keamanan di dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik.
CAPDI melalui caranya yang unik berusaha untuk memfasilitasi para elit-elit politik yang terlibat dalam konflik-konflik tersebut dalam menemukan titik tengah. Melalui pertemuan informal, masalah-masalah yang sedang terjadi dibahas dan dicarikan solusi hingga eksekusinya dapat terlaksana.

Menurut Dinna, forum CAPDI diharapkan bisa memberikan rekomendasi perdamaian dunia melalui jalur informal. Sebab, dari pengalaman sebelumnya, setelah kegiatan ini komunikasi dan dialog diantara para tokoh negara menjadi semakin intensif dan cair. “Melalui forum informal seperti ini akan lebiuh mudah mencari titik temu ketimbang dalam kegiatan yang sifatnya formal,” katanya.

Sejak didirikan, CAPDI telah mampu untuk membantu menyelesaikan beberapa konflik yang terjadi di kawasan Asia Pasifik. Diantaranya adalah perdamaian konflik di Aceh yang telah berlangsung selama kurang lebih 30 tahun, perdamaian dan rekonsiliasi di Kamboja serta perubahan politik dan sosial di Myanmar yang berlangsung secara dramatis.
Forum ini direncanakan untuk digelar selama 3 hari di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 19-21 Mei 2013. Dengan dua agenda utama, yaitu Deklarasi Makassar dan pemilihan ketua CAPDI baru.

Pembukaan kegiatan CAPDI kali ini dapat dihadiri oleh khalayak umum. Mulai dari mahasiswa, aktivis, para pebisnis hingga elit-elit politik. Bagi mereka yang tertarik dengan kegiatan ini dapat mendapatkan informasi terbaru mengenai CAPDI melalui website http://capdi.co/ maupun melalui jejaring sosial seperti Facebook (CAPDI.ID) dan Twitter (@CAPDI_ID).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas