Tak Ada Lagi Mobil Datang ke Rumah Maharani
Usai bersaksi di sidang Tindak Pidana Korupsi , Jumat (17/5//2013), rumah Maharani Suciyono di kawasan Condet, Batu Ampar, Kramatjati, tampak sepi.
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
Tribunnews.com, Jakarta - Usai memberikan kesaksian di sidang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jumat (17/5//2013), rumah Maharani Suciyono di kawasan Condet, Batu Ampar, Kramatjati, tampak sepi.
Pantauan Warta Kota, Jumat (17/5/2013) malam sekira pukul 21.00, itu kelihatan sepi dan lengang.
Walau sepi, rumah Rani yang sederhana dan berada tepat di samping bangunan SDN Batuampar 12 Pagi, tampak terang. Lampu di teras rumahnya tampak menyala.
Rumah di mana Rani tinggal adalah rumah dinas karena orangtua Rani yakni ibu kandung Rani, Engkun Kurniasih (51), adalah seorang guru. Di depan rumah ada kanopi dengan asbes yang ditopang 4 bambu. Halamannya tampak teduh dengan sejumlah tanaman yang sepertinya kurang terawat.
Genteng rumah dari tanah liat juga terlihat kusam kehitaman. Kontras dengan kusen rumah berwarna putih. Pada kaca depan rumah sejumlah sticker lusuh tampak menempel kuat.
Gani (45), warga sekitar yang berprofesi sebagai tukang ojek dan mangkal tak jauh dari rumah Rani, mengatakan sejak kasus Maharani ditangkap KPK bersama Ahmad Fatahanah mencuat awal Februari 2013 lalu, ia tak lagi pernah melihat teman-teman Rani yang bermobil datang dan berkumpul di depan rumah Rani.
"Dulu sering datang, sekalipun malam. Tapi sekarang enggak lagi. Bahkan ngeliat Rani pun sudah gak pernah lagi sejak itu," kata Gani.
Menurut Gani, kadang Rani berseliweran di depan SDN atau di depan rumahnya untuk membeli sesuatu ke warung, namun sekarang tidak lagi.
"Kalau ibunya sih, warga masih lihat. Bahkan masih ngajar juga kok di SD itu," kata Gani.
Setahu Gani, Engkun Kurniasih, ibu Rani tinggal di rumah itu bersama dua anaknya yakni seorang pria dan seorang perempuan.
Sementara itu, ayah Rani, sudah lama bercerai dengan Engkun Kurniasih. Dua anak yang masih tinggal bersama Engkun, yang tertua adalah seorang pria, Anggi Kumartiyana Pratama (23) serta anak kedua adalah Maharani Suciyono (19) atau yang akrab dipanggil Rani.
Sarmadi (63) ketua RT 09/ 03, Kelurahan Batuampar, Kramatjati, menjelaskan Engkun dan dua anaknya sudah lebih dari 15 tahun tinggal di wilayahnya.
Namun mereka tidak pernah secara resmi mendaftarkan diri ke ketua RT. Keluarga tersebut, kata Sarmadi, masih tercatat sebagai warga RT 10/03, Batumpar, yang bertetangga dengan rumah Rani saat ini. Sebab dulu, ibu Rani mengontrak rumah di wilayah itu tak jauh dari sekolah. "Jadi mereka bukan warga saya, walau tinggal di wilayah saya," kata Sarmadi.
Sarmadi mengaku cukup mengenal Engkun yang kini sudah bercerai dengan suaminya. Namun Sarmadi mengaku tidak mengenal dua anak Engkun, terutama Rani. Menurutnya, Rani jarang bergaul dengan warga sekitar.
"Apalagi setelah kasusnya sama KPK mencuat, jadi gak pernah ngeliat Rani. Denger-denger sih sekarang tinggal sama bapaknya, tapi gak tahu dimana," katanya.(bum)