Azis Syamsuddin: Ya, Lihat Saja Perkembangan
Wakil Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin enggan berkomentar panjang mengenai kasus simulator SIM. Nama Azis
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin enggan berkomentar panjang mengenai kasus simulator SIM. Nama Azis disebut Mantan Ketua Panitia Lelang proyek pengadaan driving simulator SIM, AKBP Teddy Rusmawan dalam sidang Tindak Pidana Korupsi dengan terdakwa Irjen Pol Djoko Susilo.
"Mau tanya AKBP Teddy ya, ya kita lihat perkembangannnya," kata Azis di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Ketika ditanya kesiapannya dipanggil kembali oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Azis kembali menjawab hal yang sama.
"Ya kita liat saja perkembangannya, jangan ngomong misal-misallah, soal hukum kan fakta dan data," tuturnya.
Politisi Golkar itu juga enggan mengungkapkan isi pertemuan di restoran Jepang tersebut. "Saya sudah sampaikan di pemeriksaan. Ya tanyain saja, masa saya harus jawab," katanya.
Ketika ditanyakan soal kardus berisi uang, kembali Azis menjawab. "Kita liat perkembangan. Saya sudah ladeni ya," kata Azis.
Sebelumnya, Mantan Ketua Panitia Lelang proyek pengadaan driving simulator SIM, AKBP Teddy Rusmawan mengakui pernah diperintahkan Irjen Djoko Susilo menyerahkan sejumlah uang kepada anggota DPR.
Dia mengklaim tidak tahu pasti berapa uang itu. Namun, uang itu ditaruh dalam empat kadus.
Lebih jauh, uang itu kata mantan Kepala Primer Koperasi Polisi (Primkoppol) itu, diserahkan kepada anggota Badan Anggaran DPR yang dikoordinir oleh Anggota Komisi III DPR, Muhammad Nazaruddin.
Saat itu Nazaruddin menawarkan bantuan dana anggaran Rp 600 miliar kepada Korlantas. "Waktu itu dia (Nazaruddin) menyampaikan Rp 600 miliar itu masuk dalam pendidikan dan bisa dicairkan ke polisi untuk pendidikan ke Diklantas," kata Teddy.
Uang tersebut lanjut dia, diserahkan di restoran Basara kepada Nazaruddin. Namun selain Nazaruddin, Teddy mengaku juga bertemu dengan sejumlah legislator Senayan, di antaranya Bambang Soesatyo, Aziz Syamsuddin, Desmon Mahesa dan Herman Heri. "Penggunaannya saya tidak tahu, saya hanya menyerahkan saja. Itu saja," kata Teddy.