Anies Belum Lihat Urgensi Wajib Militer Diterapkan di Indonesia
Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan belum melihat pentingnya wajib militer bagi warga negara.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan belum melihat pentingnya wajib militer bagi warga negara. Aturan tersebut kini sedang digodok antara DPR bersama Pemerintah yang akan tertuang dalam RUU Komponen Cadangan.
"Saya nggak lihat ada urgensinya. Di Korea Selatan memang ada argumen, Karena mereka mengalami itu, nah banyak orang melihat itu, dan Indonesia ingin bukan hanya jiwanya yang kuat, tetapi fisiknya juga kuat," kata Anies di Jakarta, Minggu (2/6/2013).
Namun Anies melihat timbulnya permasalahan jika aturan wajib militer jadi diterapkan bagi warga negara. Salah satunya ialah belum mampunya Indonesia membangun infrastruktur memadai untuk wajib militer.
"Bangun SD atau SMP saja kita susah, apalagi menyiapkan asrama untuk wajib militer," katanya.
Anies juga masih memiliki keraguan aturan itu jadi diterapkan di Indonesia mengingat Indonesia negara besar.
"Apa mungkin di negara sebesar ini mempersiapkan wajib militer, yang melakukan wajib militer setahu saya, negaranya kecil, Israel, Singapura, Korsel," kata Anies.
Namun, Anies meminta masyarakat membedakan wajib militer dengan bela negara. Menurut Anies sudah kewajiban setiap masyarakat untuk membela negaranya. Tapi belum tentu mengikuti wajib militer.
"Semua negara, dan membela negara memang kewajiban semesta, tapi haruskah semua ikut wajib militer? Perjuangan membela negara, itu memang diwajibkan, tetapi tidak semua orang harus ikut wajib militer," katanya.