Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tantowi Yahya: Aksi Memalukan di Negeri Orang

Tantowi Yahya mengaku prihatin dengan aksi kerusuhan di KJRI Jeddah. Ia menilai, aksi tersebut sebagai tindakan anarkis yang salah alamat.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Tantowi Yahya: Aksi  Memalukan di Negeri Orang
TRIBUNNEWS.COM/RACHMAT HIDAYAT
Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengaku prihatin dengan aksi kerusuhan di KJRI Jeddah. Ia menilai, aksi tersebut sebagai tindakan anarkis yang salah alamat.

"Perwakilan kita diluar negeri selama ini sudah maksimal memberikan bantuan dalam kaitan perlindungan warga. Kejadian di Jeddah adalah akibat dari ketidaksabaran TKI dalam proses pemutihan status mereka. Kemampuan KJRI dalam melakukan proses berada dibawah jumlah yang minta diproses," Tantowi menjelaskan saat diminta tanggapannya oleh Tribunnews.com, Senin (10/6/2013).

Diberitakan sebelumnya, ribuan pekerja Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, dikabarkan mengamuk di Konsulat Jendral RI, Minggu (9/6/2013) waktu setempat. Mereka membakar beragam perkakas di pintu masuk konsulat. Dalam kejadian itu, para pekerja Indonesia disana berusaha menerobos untuk melakukan pembakaran gedung. Aksi tersebut dipicu kemarahan atas proses dokumen perjalanan.

"Kami masih memeriksa apakah ada korban atau berapa banyak pekerja terluka," kata Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur seperti dikutip Arab News. Dia mengatakan bahwa semua diplomat dan staf konsuler aman.

Kru Pertahanan Sipil, polisi, pasukan khusus dan ambulans Bulan Sabit Merah turun ke tempat kejadian untuk memulihkan ketertiban. Jalan menuju ke konsulat ditutup.

Saksi mata mengatakan api masih menyala hingga pukul 22.00 waktu setempat. Petugas pemadam kebakaran pun masih terlihat berupaya memadamkannya.

Kerusuhan ini adalah buntut insiden pada Sabtu (8/6/2013). Saat itu para pekerja perempuan Indonesia "menyerbu" konsulat untuk mendapatkan dokumen perjalanan. Setidaknya tiga perempuan terluka dan pingsan.

Berita Rekomendasi

Para pekerja Indonesia di Arab Saudi yang tak memiliki izin bekerja, punya tenggat waktu hingga 3 Juli 2013 untuk "melegalkan" keberadaan dan aktivitas mereka. Dokumen yang harus dipastikan mereka miliki adalah visa kerja.

Perseteruan antara para pekerja, polisi, dan pejabat konsulat diduga dipicu frustasi para pekerja karena lamanya proses pengurusan dokumen dan kurangnya pengorganisasian di konsulat.

"Kami telah mengalami masalah dengan konsulat sejak kami tiba dua hari lalu," kata seorang asisten rumah tangga dari Indonesia, yang tidak ingin namanya dipublikasikan. "Kemarin saya jatuh dan terluka karena konsulat tidak tahu apa yang mereka lakukan dan tidak bisa mengendalikan massa."

Pekeja lainnya yang mengaku bekerja di bidang konstruksi, mengeluh dia tidak bisa masuk ke konsulat untuk mengurus dokumen perjalanan. "Percayalah, sekarang saya hanya ingin pulang," kata dia.

"Pihak KJRI sudah memberikan penjelasan bahwa pemerosesan akan dilakukan selama 2-3 hari sesuai kemampuan. Sayangnya, para TKI mengambil tindakan anarkis yang mengakibatkan 1 tewas dan beberapa luka-luka. Amat disayangkan, kita membuat aksi memalukan di negeri orang," tegas Tantowi Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas