Tribunnews.com, JAKARTA--  Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak bijak sudah jauh-jauh hari menyampaikan ke umum bahwa Kapolri akan diganti dan dipercepat masa tugasnya.

Isu pergantian Jenderal Timur mengemuka setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan pergantian Kepala Polri lebih cepat dari masa pensiunya. Untuk diketahui Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo seharusnya baru pensiun tahun depan. Tepatnya Februari 2014 mendatang.

Belum lagi, kata dia, selama hampir dua bulan sejak di beritakan akan diganti--sudah tentu kedudukan Kapolri secara psikologis akan terganggu, terutama dimata bawahannya.

"Presiden tidak bijak kalau jauh-jauh hari sudah menyampaikan ke umum bahwa Kapolri akan diganti dan dipercepat masa tugasnya, yang seharusnya baru pensiun tahun depan. Orang-orang di Kepolisian sudah mulai kasak kusuk memperbincangkan siapa pengganti Timur Pradopo sebagai Kapolri. Suasana ini tentu tidak nyaman bagi internal kepolisian," ujar Martin kepada Tribunnews.com, Minggu (16/6/2013).

Lebih lanjut dia juga melihat Presiden SBY mulai ragu lagi terhadap putusannya yang akan mengganti Timur Pradopo secepatnya. Apalagi, politisi Gerindra ini melihat sampai sekarang langkah kearah pergantian itu belum ada.

"Kalau sekiranya Presiden belum dalam waktu dekat akan mengganti Kapolri, sebenarnya SBY tidak perlu buru-buru mengumumkan rencana pergantian itu kepada media," ucapnya.