Kapolri Gratiskan Perawatan Jurnalis Trans 7
Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo meminta maaf atas kejadian penembakan Wartawan Trans 7 Anton Nugroho.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo meminta maaf atas kejadian penembakan Wartawan Trans 7 Anton Nugroho.
Timur mengatakan posisi Anton sedang berada di kerumunan saat meliput demonstrasi. "Tentunya polisi bertanggungjawab, mulai nanti dia sembuh," kata Timur di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Timur mengatakan pihaknya kini tengah mengusut peristiwa yang menimbulkan korban luka. "Semua wilayah polda dan polres melakukan pemeriksaan, kok bisa menimbulkan korban," tuturnya.
Jenderal Bintang empat itu mengungkapkan dalam prosedur mengahadapi aksi anarkis demonstran, polisi menggunakan gas air mata. "Kalau mau merusak, mengganggu keamanan, kita tak boleh gunakan amunisi lain kecuali gas air mata," katanya.
Diberitakan sebelumnya seorang wartawan Trans 7 bernama Nugroho ambruk diduga terkena slongsong peluru gas air mata yang ditembakkan polisi untuk membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa di Kantor Dewan Provinsi, Jambi, siang tadi.
Wartawan ini pun kini menjalani operasi di rumah sakit setempat. Usai dilakukan rontgen, korban langsung dibawa ke Kamar Operasi Emergency RSUD Raden Mattaher Jambi.
Anton Nugroho wartawan Trans 7 yang sedang meliput jalannya aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM diduga terkena tembakan gas air mata yang digunakan oleh kepolisian dalam membubarkan kerusuhan. Pipi kanan wartawan Trans 7 itu diduga terkena selongsong peluru gas air mata yang digunakan untuk membubarkan massa yang jumlahnya ratusan orang itu
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.