PKS: Kenapa Pertanyaannya Lutfi, Bukan Anas Urbaningrum?
Partai Keadilan Sejahtera tampak kecewa dengan soal ujian yang berisikan penyitaan mobil Lutfi Hasan Ishaaq (LHI).
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera tampak kecewa dengan soal ujian yang berisikan penyitaan mobil Lutfi Hasan Ishaaq (LHI). Ketua DPP PKS Nasir Djamil mempertanyakan mengapa soal tersebut tidak berisi tersangka korupsi lain.
"Kenapa harus LHI? Kenapa enggak Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng? Menurut saya ada tendensi," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Nasir pun meminta kasus tersebut diusut tuntas untuk mengetahui pelaku yang memiliki ide mengenai soal tersebut.
"Siapa yang punya ide. Menurut saya ada tendensius dan pembunuhan karakter, dan proses LHI sendiri belum selesai, harus diusut," katanya.
Menurut Anggota Komisi III tersebut, tidak etis pelajar diberikan pertanyaan dalam soal ujian seperti itu. "Terkait strultur kalimat tapi contoh kasus LHI itu pembunuhan karakter pada LHI sndiri. Kalau pengacara LHI tahu dia bisa gugat panitia ujian atau siapa pun yang punya ide ini," tutur Nasir.
Sebelumnya, materi soal ujian kenaikan kelas (UKK) tingkat XI SMK pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Materi soal yang menjadi penyebab kekisruhan adalah soal nomor 50 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam soal pilihan ganda tersebut siswa diminta meringkas sebuah kalimat. Isi kalimat tersebut adalah: "Upaya KPK menyita mobil mewah mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Iskak, kemarin gagal".