Alasan PDIP Tunjuk Ajudan Bung Karno Jadi Ketua MPR
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) , Ahmad Basarah menjelaskan soal penetapan Sidharto Danusubroto sebagai Ketua MPR.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) , Ahmad Basarah menjelaskan soal penetapan Sidharto Danusubroto sebagai Ketua MPR.
Sebelum Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memutuskan calon Ketua MPR, Basarah menyerahkan dahulu surat pimpinan MPR kepada fraksi.
"Sesuai dengan tatib tentang permintaan pengisian jabatan lowong yang surat tertanggal 12 Juni 2013 yang lalu," kata Basarah di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (5/7/2013)
Setelah mendapat surat tersebut, kemudian PDIP melakukan rapat pleno membahas siapa calon ketua MPR penerus jabatan Taufiq. Hasilnya DPP menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Megawati selaku Ketua Umum Partai.
"Tentu saja tidak mudah bagi Bu Mega untuk mencari dan memutuskan siapa Ketua MPR yang akan meneruskan sisa masa jabatan almarhum Pak Taufiq Kiemas," imbuhnya.
Anggota Komisi III itu yakin diputuskannya Sidharto Danusubroto sebagai Ketua MPR sebagai penerus sisa jabatan Taufiq Kiemas tentu setelah melalui berbagai pertimbangan pemikiran yang berkembang, baik di internal dan eksternal partai.
"Dalam hal ini yaitu lingkungan lembaga MPR RI," tuturnya.
Salah satu pertimbangannya yakni sosok Sidharto merupakan politisi senior di PDIP. Sidharto juga menjabat sebagai anggota MPR/DPR selama tiga periode.
"Di DPP Partai beliau menjabat sebagai ketua bidang kehormatan partai yg memiliki kewenangan menjaga partai. Jadi cukup prestisius dan penting jabatan Pak Darto di DPP PDIP," katanya.
Alasan lainnya, Sidharto juga menjabat sebagai ajudan Bung Karno. Sebagai ajudan Bung Karno, PDIP yakin Sidharto memiliki kemampuan menyerap dan memahami pemikiran Presiden RI Ke-1 itu. "Terutama soal Pancasila yang dipidatokan Bung Karno," ujarnya.