Thurman Hutapea: Ada Pihak yang Tidak Suka Dengan Saya
perempuan foto model majalah pria dewasa, yang membuat dirinya terpental dari jabatannya
Penulis: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Thurman Hutapea (51), mantan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Narkoba, Cipinang, Jakarta, mengaku penasaran ingin bertemu Vanny Rosyane (23), perempuan foto model majalah pria dewasa, yang membuat dirinya terpental dari jabatannya.
"Terus saya penasaran ingin bertemu secara langsung dengan orang bernama Vanny itu. Selama ini saya belum pernah bertemu, walaupun Vanny mengaku sering mengunjungi Freddy Budiman yang menghuni LP Narkoba, Cipinang," kata Thurman kepada Tribunnews, Sabtu (27/7/2013).
Thurman menyebut Vanny orang yang membuat dirinya dicopot dari jabatan. Ia telah dipercayakan kepadanya selama satu tahun.
"Saya menduga ada pihak lain di belakang Vanny. Saya memang ingin membuat gebrakan yaitu menempatkan tiga anjing pelacak di LP Narkoba Cipinang. Belum sampai rencana itu terlaksana saya sudah diganti setelah muncul isu yang dilontarkan Vanny," katanya.
Thurman menduga ada pihak-pihak yang tidak suka terhadap gebrakan tersebut. "Tidak mustahil ada pihak yang terganggu oleh rencana saya itu. Orang-orang yang berniat kurang baik akan mengalami kesulitan masuk ke LP kalau ada anjing pelacak," katanya.
Diutambahkan, belakangan ini ia lagi bersemangat membenahi LP Narkoba Cipinang.
"LP Narkoba Cipinang baru saja mendapat penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi di bidang pengelolaan teknologi informasi. Ini saya pernah mendapat ucapan selamat lewat twitter dari Pak Wamen (Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana," kata bapak lima anak itu.
Pria asal Tapanuli, Sumatera Utara, tersebut mengaku bingung dan keheranan terkait pengakuan kontroversial Vanny. Terutama pengakuan menyangkut penggunaan ruang kerjanya sebagai tempat kencan dan mengonsumsi sabu, berikut sejumlah foto-foto ruangan yang dipunyai Vanny.
Vanny mengaku sering berkencan dengan Freddy, pemilik 1,4 juta ekstasi yang divonis pidana mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (15/7/2013) lalu. Pertemuan Vanny dan Freddy dilakukan di sebuah ruangan khusus sejak November 2012 hingga Mei 2013, setidaknya tiga kali seminggu.
"Saya datang ke LP Cipinang pukul 11.00 karena Bang Freddy baru bangun pukul 10.00. Kami bertemu di ruang khusus, menurut Bang Freddy itu ruang kerja Kalapas (Kepala LP Cipinang), sampi pukul 17.00," kata Vanny.
Ketika bertemu Freddy, Vanny mengaku tidak perlu menyerahkan kartu identitas dan menulis di buku kunjungan. Barang bawaannya juga tidak perlu masuk ke mesin X-ray.
"Biasanya ada seorang petugas yang menjemput saya di pintu masuk dan membawa ke ruangan Kalapas," kata Vanny.
Thurman geram pada pengakuan itu. "Kalau memang berniat baik, sebutkan siapa petugas yang menjemput dan mengantarkan dia (Vanny) ke ruang itu. Kita tangkap oknum anak buah saya itu. Jangan saya dong yang dikorbankan," kata Thurman yang mengaku beberapa kali terpilih sebagai pejabat LP/rutan teladan itu.
Gedung terpisah
Diungkapkan, ruang kerjanya berada di lokasi terpisah dengan gerbang pertama, ruang portir, mesin X-ray. "Ruang kerja saya di lantai II, gedung paling depan. Kalau saya mau masuk ke LP Narkoba Cipinang harus keluar gedung dulu kemudian masuk lewat pintu gerbang utama," katanya.
Thurman sempat membuat denah LP Narkoba Cipinang di kertas yang disodorkan Tribunnews. Apakah ada pintu penghubung antara ruang kerja Kalapas dengan gerbang utama? "Memang ada pintu tetapi selalu terkunci. Kunci dibawa Kepala TU. Saya sangat jarang lewat pintu itu," katanya.
Kalaupun pintu itu dibuka, kalau mau masuk ke ruang kerja Kalapas tidak mungkin melalui portir dan lokasi pemeriksaan pengunjung karena berada di gedung berbeda.
"Jadi saya bingung, Vanny lewat mana. Kalau boleh saya sebut, Vanny itu pengunjung siluman," kata Thurman.
Selain itu, di lantai I gedung tempat ruang kerjanya, ada resepsionis. Sedangkan di depan ruang kerjanya ada meja sekretaris.
"Jadi, kalau masuk ke ruang kerja saya pasti bertemu sekretaris," katanya.
Lalu ruang kerja siapa yang dipotret Vanny? "1000 Persen saya katakan itu bukan ruang kerja saya. Kalau ingin tahu, minta Vanny menunjukkan ruang yang dia maksud. Saya juga tidak tahu ruang siapa yang ada di foto itu," tegasnya.
Thurman mengaku kecewa mengapa aparat penegak hukum tidak memproses pengakuan Vanny sebagai pengguna narkoba, pernah melakukan aborsi, dan mengetahui adanya suap kepada petugas LP Narkoba Cipinang.
"Harusnya diungkap lebih lanjut dong. Mengkonsumsi narkoba, aborsi dan mengetahui adanya suap kan merupakan tidak pidana," katanya.
Kini Thurman berstatus nonjob di Direktorat Lembaga Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM. "Saya nggak mungkin mengorbankan karier saya. Apalagi mau menerima uang lendir. Saya masih mencintai dan loyal kepada negara ini," katanya.