Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istana Sudah Lama Curiga Presiden SBY Disadap

Pihak Istana Kepresidenan RI mengaku sudah mencurigai adanya aksi penyadapan terhadap Presiden SBY, sejak bulan Juni 2013.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Istana Sudah Lama Curiga Presiden SBY Disadap
Susilo Bambang Yudhoyono 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Istana Kepresidenan RI mengaku sudah mencurigai adanya aksi penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejak bulan Juni 2013.

Pengakuan tersebut, menyusul maraknya berita penyadapan terhadap rombongan Presiden SBY ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20, di London, Inggris, April 2009 silam.

"Berita ini, sebenarnya sudah kami ikuti sejak bulan Juni. Sejak Juni, sudah ada informasi bahwa tuan rumah melakukan tindak penyadapan tidak hanya pada pihak tertentu tapi pada mayoritas negara peserta KTT," kata Juru Bicara Presiden bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah, di kantor Presiden Jakarta, Senin (29/7/2013).

Menurut Teuku, informasi penyadapan itu diperjelas oleh media Australia dimana substansi yang disampaikan bahwa penyadapan itu terkait pencalonan negara Kangguru itu di Dewan Keamanan PBB.

"Posisi kami saat KTT G-20 sebenarnya itu adalah pertemuan pertama setelah di Amerika Serikat. Jadi kita harus lihat kembali seperti apa konteksnya," kata Teuku.

Teuku mengatakan, persoalan ini bakal diselesaikan secara diplomatis. Ia mengungkapkan, ada satu mekanisme tertutup melalui dinas intelijen kedua negara Indonesia-Australia.

BERITA REKOMENDASI

Melalui mekanisme itu, sambungnya, kedua negara memang seringkali bertukar informasi hal yang menjadi kepentingan bersama baik informasi mengenai terorisme maupun hal lainnya.

"Kita  lihat saja nanti sejauh mana derajat dari kerugian informasi," tandasnya.

Sebelumnya, media Australia memberitakan bahwa rombongan SBY telah disadap saat menghadiri KTT G20 di London, Inggris, pada April 2009 lalu.

Hasil penyadapan itu digunakan negara Kangguru itu untuk mendukung tujuan diplomatiknya, termasuk dukungan untuk memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas