Komjen Nanan: Jadi Pemimpin Niat Cari Kekayaan, Ujungnya Pasti Bermasalah
Komjen Nanan Sukarna, tampaknya masih sibuk menjalankan tugasnya sebagai anggota kepolisian
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Nanan Sukarna, tampaknya masih sibuk menjalankan tugasnya sebagai anggota kepolisian, meskipun dirinya hanya tinggal dua hari lagi bertugas sebagai polisi.
Nanan di sela-sela acara diskusi bertema pembentukan Komnas Hewan Indonesia mengungkapkan keprihatinnya tentang sistem pemilihan kepemimpinan di Indonesia terutama menjadi presiden. Nanan pun berseloroh mengenai kegiatan yang akan dilakukannya setelah pensiun menjadi Wakapolri pada 1 Agustus 2013 mendatang.
“Setelah tak lagi jadi Wakapolri? Jadi Capres (Calon Presiden) itu berat sekarang, mesti punya uang, mesti punya massa partai, kan saya tidak punya. Uang tidak punya, partai tidak punya,” selorohnya saat berbincang di Teras Kita, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (29/7/2013).
Meskipun saat ini dirinya menjadi Ketua Umum Ikantan Motor Indonesia (IMI) dan Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), namun menurut Nanan hal tersebut bukan ukuran untuk terjun ke dunia politik.
Dikatakan Nanan, menjadi pemimpin bukan hanya presiden, harus siap hidup sengsara. “Menurut saya pemimpin itu jangankan presiden, pemimpin di semua level itu harus mau menyengsarakan diri. Nah, sekarang korupsi tidak boleh, gratifikasi tidak boleh, sudah tidak ada lagi. Mau apa lagi kalau niatnya cari kekuasaan atau kekayaan pasti bermasalah ujungnya,” ungkapnya.
Bila seseorang memiliki niat mencari kekuasaan dan kekayaan untuk menjadi seorang pemimpin maka menurutnya hanya waktu yang akan menjawab dirinya berurusan dengan hukum. Sehingga buat apa jadi pemimpin kalau niatnya untuk sekedar mencari harta dan kekuasaan.
“Jadi niatnya menyengsarakan diri, artinya berkorban jiwa raga, waktu, tenaga, pikiran. Korupsi kena juga. Harus ke situ. Kalau menyengsarakan diri kenapa harus bayar, kenapa harus keluar uang banyak, kenapa minta dipilih-pilih orang menyengsarakan diri kok. Jadi kalau diperlukan silahkan dipilih. Jadi saya titipkan jadi pemimpin itu harus yang terbaik, yang terbaik harus jadi. Yang tak terpilih dukung yang jadi, yang jadi rangkul yang tidak kepilih jadi kuat negara dan semuanya,” ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.