Anggaran BBM Kecil Polisi Malah Beli Mobil Ber-CC Besar
Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika, mengkritik Kepolisian yang membeli mobil-mobil dengan CC besar dan onderdilnya mahal.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika, mengkritik Kepolisian yang membeli mobil-mobil dengan CC besar dan onderdilnya mahal.
Gede Pasek mengakui, biaya operasional untuk bahan bakar minyak (BBM) yang dianggarkan negara masih sangat minim, satu bulannya hanya 15 liter.
"Kalau anggaran BBM kecil, kenapa mobilnya gunakan CC yang besar-besar? Kan boros. Ini fakta juga," kata Gede Pasek dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).
Padahal, tutur Gede Pasek, ada pilihan-pilihan untuk membeli kendaraan yang CC-nya kecil, sehingga penyerapannya mudah dan onderdilnya lebih murah.
"Tapi, yang diadakan mobil-mobil yang suku cadangnya mahal. Ketika anggaran terbatas, mestinya ada kedisiplinan dalam memilih perlengkapan, peralatan, serta sarana dan prasarana yang kira-kira lebih maksimal dari yang dianggarkan," tuturnya.
Sebagai anggota DPR, Gede Pasek mengakui anggaran untuk Polri belum ideal. Bahkan, anggaran pengamanan Pemilu 2014 pun belum dianggarkan Menteri Keuangan.
"Padahal, tahapan sudah jalan, betapa sulitnya polisi mendapatkan anggaran yang sudah diplafonkan," ucapnya.
Gede Pasek mengungkapkan, ia menemukan pengadaan mobil tapi dilernya tidak ada di Indonesia.
"Kenapa merk itu (yang dipilih). Ini contoh saja. Maka ini sedang kami awasi dan tekankan, tolong mobil yang ada di daerah ada bengkelnya dan suku cadang, jadi tidak karena dipaksakan," ungkapnya.
Menyikapi pengadaan mobil yang CC-nya besar, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny Franky Sompie menyatakan, kendaraan Polri bukan semuanya baru, tapi ada kendaraan lama yang sebelum reformasi sudah ada, dan sekarang masih digunakan. Selain itu, menurut Franky, tidak semua polsek dilengkapi kendaraan.
"Nah, saat kendaraan diadakan, kami lihat ukuran Jakarta kan beda dengan polsek-polsek di luar Jakarta. Untuk kelas polsek Jakarta, disamakan dengan mobil di Polda, karena dia bisa lakukan pengejaran," bebernya.
"Misalnya, aparat Polsek Pasar Minggu bisa langsung lari ke Tanjung Priok. Kalau yang dikejar mobil Volvo sementara mobil yang dia miliki Avanza, saya kira tidak seimbang," imbuh Franky. (*)