Ketua DPR: Mobil Murah Jangan Dikaitkan dengan Kemacetan
Ketua DPR RI Marzuki Alie setuju dengan wacana mobil murah yang digulirkan pemerintah melalui Low Cost Green Car (LCGC)
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Marzuki Alie setuju dengan wacana mobil murah yang digulirkan pemerintah melalui Low Cost Green Car (LCGC) dengan kisaran harga di bawah Rp100 juta untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (subsidi) dan memperkuat industri otomotif Indonesia.
Marzuki menilai mobil murah tersebut dapat memperkuat industri di Indonesia khususnya dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas ASEAN 2015 mendatang.
"Persoalan kemacetan jangan dikaitkan dengan industrialisasi. Bangun industri penting loh, ada lokomotif yang harus kita kedepankan. Kita unggulnya dalam bidang apa di kawasan ASEAN, kalau kita unggulnya dalam otomotif, kita kembangkan bidang otomotif," beber Marzuki di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (21/9/2013).
Menurut politikus Partai Demokrat itu, sangat berbahaya bagi Indonesia tidak memiliki unggulan dalam pasar bebas ASEAN. Jika tidak siap, mau atau tidak mau, kata dia, Indonesia tetap akan dibanjiri mobil murah dari negara lain.
Terkait dengan adanya keberatan soal pengadaan mobil murah yang bisa menyebabkan kemacetan, seperti dikatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menurut Marzuki itu persoalan lain.
Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat itu mengatakan harus kerja sama mengatasi kemacetan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam akses jalan.
"Persoalan macet mari kita bantu urusin, bagaimana kewajiban pemerintah daerah untuk menyiapkan jalan, transportasi umum dengan sebaik-baiknya. Itu kewajiban dari pada pemerintah daerah, jangan dikaitkan dengan industrialisasi, ini ngawur kita," kata pria asal Sumatera Selatan itu.
Marzuki kembali menekankan bahwa industrialisasi jangan dikaitkan dengan persoalan kemacetan. Semuanya harus mendukung untuk mengatasi kemacetan, transportasi massal, dan mobil murah.