Masih Jabat Ketua Komisi III, Pasek Pilih Kemasi Berkas-berkas
Meja pimpinan Ketua Komisi III DPR pun telah bersih dari berkas miliknya
Penulis: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gede Pasek Suardika mengaku tidak nyaman ketika masih diminta memimpin Komisi III DPR selama sepekan. Keputusan itu diambil karena Ruhut Sitompul yang menggantikannya batal dilantik setelah adanya penolakan dari sejumlah anggota Komisi III DPR.
"Ya masih (memimpin), tapi saya sudah enggak enak ini. Sudah pusing, saya mau pindahkan barang saja," ujar Pasek usai rapat di Komisi III DPR, Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2013).
Pasek lalu bergegas ke ruang pimpinan Komisi III DPR. Ia bersama stafnya membereskan berkas-berkas pribadi. Meja pimpinan Ketua Komisi III DPR pun telah bersih dari berkas miliknya.
Ketika ditanya mengenai suasana lobi fraksi yang dilakukan pimpinan, Pasek menjelaskan hal itu hanya untuk mencari jalan keluar terbaik.
"Kalau voting coba dikasih waktu dikomunikasikan," ujar Pasek.
Pasek mengatakan komunikasi Ruhut dengan anggota Komisi III DPR sebenarnya sudah cair. Begitu pula dengan Fraksi Demokrat.
"Memang komunikasi lebih dibangun lebih intensif. Saya juga bingung kenapa sekarang kayak begini," tuturnya.
Seharusnya Pasek masih harus memimpin rapat dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi Korban). Namun ia menyerahkannya kepada pimpinan komisi yang lain.
"Saya mau angkut barang saja," ujarnya.
Saat membereskan barang, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso ikut masuk ke ruang pimpinan. Priyo kemudian melihat Pasek sedang berkemas. Pasek juga menunjukkan meja yang digunakan ketua Komisi III DPR.
Priyo kemudian membeberkan alasan penundaan pelantikan selama seminggu.
"Siapa tahu dalam waktu ini pimpinan DPR dan fraksi akan berkomunikasi. Dan masih ada waktu seminggu. Kalau divoting itu mengkhawatirkan ada kejadian-kejadian," ujarnya.
Priyo juga menilai peluang Ruhut untuk diganti dengan anggota Fraksi Demokrat lainnya sangat kecil. Apalagi jatah ketua Komisi III memang milik Demokrat.
Namun, ia mempersilakan bila fraksi Demokrat mengajukan nama baru.
"Tidak ada pembicaraan nama baru, karena mereka sadar kalau itu hak dari Demokrat," katanya.