Skandal Pemenangan Tender Sejak Dipimpin Priyono
Dijelaskan Popi, ada dua perusahaan yang kerap bersaing merebutkan proyek lelang minyak mentah dan kondensat.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Divisi Komersialiasi Gas bidang Pengendalian Komersil di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Popi Ahmad Nafis mengungkapkan skandal mafia migas di lembaganya sudah berlangsung sejak dipimpin Raden Priyono. Saat itu, SKK Migas masih bernama BP Migas.
Karena itu, ujar dia, pengaturan perusahaan pemenang tender proyek sudah dianggap lumrah di lembaganya.
Dijelaskan Popi, ada dua perusahaan yang kerap bersaing merebutkan proyek lelang minyak mentah dan kondensat. Mereka yakni PT Kernel Oil Pte Ltd (KOPL) dan PT Trafigura Pte Ltd.
"Iya mereka saling bersaing," ujarnya di kantor KPK, Senin (30/9/2013).
Lebih jauh Popi mencontohkan, pernah selama proses tender di BP Migas yang kala itu dipimpin R Priyono, ada upaya permintaan pengaturan pemenang tender oleh Trafigura. Saat itu tendernya berada di ladang minyak, Belanak, Natuna Selatan dan tender minyak di Duri, Riau.
"Waktu itu September 2011, hari Jumat ada pembukaan tender di Belanak dan hari Senin pembukaan tender di Duri. Lalu hari Kamis sore Pak Yusri Usman datang ketemu saya, dia bilang 'Pak popi saya sudah bilang ke Pak Kepala, besok tolong diatur.' Itu masih jaman Pak Priono (sebagai pimpinan BP Migas). Dia bilang tolong Pihak Trafigura diatur untuk dimenangkan," ujarnya.
Namun, karena beberapa hal, akhirnya tender di Natuna dan tender di Duri yang dibuka pada September 2011, tidak jadi memenangkan Trafigura.
Sementara, disinggung soal suap yang terjadi pada era kepemimpinan Rudi Rubiandini, Popi tak mau berkomentar lebih. Namun, dirinya mengakui memang adanya persaingan antara PT KOPL dengan Trafigura pada proyek Migas di tahun 2011-2013.