Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Chasan Sochib Disokong Kyai dan Jawara

Figur sebagai seorang pengusaha sukses menjadikan, Chasan Sochib kian disegani di Banten.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in  Pengamat: Chasan Sochib Disokong Kyai dan Jawara
Warta Kota/Henry Lopulalan
Sejumlah elemen mahasiswa Banten menggelar aksi dengan memakai topeng dan membawa tikus di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2013). Mereka mendesak KPK menahan dan memproses berbagai kejahatan tindak pidana korupsi yang dilakukan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah bersama keluarganya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Pengamat politik dari Universias Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, menilai kemunculan keturunan almarhum Haji Chasan Sochib sebagai pemimpin di tanah Banten diawali sejak ayah dari Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah itu menancapkan namanya di tanah Banten, sebagai seorang Jawara. Figur sebagai seorang pengusaha sukses menjadikan, Chasan Sochib kian disegani di sana.

Menurut Gandung di tanah Banten Jawara adalah kelompok yang disegani setelah kyai dan ulama. Gandrung menyebut, Chasan memiliki dukungan dari kedua golonganitu.

Setelah provinsi Banten terbentuk, kata Gandung, tak sulit untuk Chasan memanfaatkan kekayaannya, kharismanya dan jaringannya untuk menyukseskan keturunannya menguasai tanah Banten.

Sebelum provinsi Banten terbentuk, partai terkuat di Banten adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Gandung masyarakat Banten yang mayoritas beragama Islam dan sangat menghormati kyai menganggap PPP lah partai yang paling representatif.

Gandung menilai, Golkar melihat Chasan sebagai solusi untuk menguasai provinsi yang baru seumur Jagung itu. Chasan lalu mengajukan putri tertua dari istri pertamanya, Ratu Atut Chosiyah untuk maju sebagai Wakil Gubernur dan Djoko Munandar dari PPP sebagai Gubernurnya.

Setelah melalui pemilihan yang penuh konflik, pasangan tersebut pun memenangkan pemilihan, dan menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten. Kata Gandung, pada saat itu Chasan sadar anaknya belum berpengalaman dan komposisi tersebut bisa dipandang sebagai cara halus untuk menggeser kekuatan PPP.

Berita Rekomendasi

Karir Djoko Munadar berakhir pada tahu 2005, ketika  Kejaksaan Tinggi Banten menentapkan Djoko Munandar sebagai tersangka dalam kasus korupsi penyelewengan bencana alam senilai Rp 14 miliar.

Atut, kata Gandung, menerima durian runtuh. Ia akhirnya bisa menjadi orang nomor satu di Banten. Pada Pemilu 2006. Ia lalu mencalonkan diri menjadi Gubernur, dan terpilih, begitu pun pada tahun 2011 lalu yang berpasangan dengan Rano Karno.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas