Jusuf Kalla Sebut Nama Abraham Samad di Peluncuran Buku 'Hoegeng'
Wakil Presiden (2004-2009) Jusuf Kalla memberikan sambutannya pada peluncuran buku berjudul Hoegeng yang ditulis
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wakil Presiden tahun 2004-2009, Jusuf Kalla, memberikan sambutannya pada peluncuran buku berjudul Hoegeng yang ditulis oleh Suhartono. JK mengagumi sosok Hoegeng Iman Santoso yang pernah menjadi Kapolri (1966-1971) dan juga Menteri Panglima Angkatan Darat Kepolisian. Demikian isi rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com, Minggu (17/11/2013).
Dalam sambutannya itu JK berkisah setiap kali bertemu dengan Hogeng, tangan JK selalu dijabat dengan erat sebagai tanda ketegasan seorang Hoegeng. "Saya liat orang ini pasti jujur karena orang yang tegas pasti jujur, dan dugaan saya benar Hoegeng adalah sosok tokoh yang punya kejujuran dan sederhana oleh karena itu hingga kini namanya tetap jadi teladan," tukasnya.
JK yang terlihat sangat segar dengan batik biru mengulangi kesannya bahwa Hoegeng adalah pemimpin yang jujur, sederhana, dan berwibawa. Karena itulah, menurut JK Hoegeng bisa membawa institusi keploisian saat itu menjadi bersih mengikuti dirinya.
Lebih lanjut JK yang juga Ketua PMI menyampaikan bahwa kejujuran harus diikuti dengan ketegasan, dan kewibawan. Pemimpin yang jujur selain menguasai persoalan harus tegas agar semua berjalan sesuai aturan terlebih lagi di kepolisan.
Pemimpin yang jujur dan tegas lanjut dia, akan akan melahirkan kewibawaan. Karena tanpa kewibawaan pemimpin dan lembaganya tidak akan dihargai. Orang jujur itu punya kesempatan daan kewibawaan tapi dia tidak menyeleweng. Menurut JK, Orang bisa dikatakan jujur setelah ia sukses menyelesaikan tugas.
"Misalnya Abraham Samad dia bisa dikatakan jujur nanti setelah menyelesaikan tugas sebagai Ketua KPK," selorohnya yang disambut tepuk riuh dan Abraham yang hadir pun tertawa.
JK yang dikenal sebagai juru perdamaian itu sangat menekankan penting bagi pemimpin dan seleuruh elemen dalam lembaga untuk jujur, tegas, daan berwibawa agar tidak terjdi hukum rimba. "Seperti kita lihat apa yang menimpa MK saat ini karena ulah pemimpin (Akil Mochtar) yang tidak jujur, lembaganya kehilangan wibawa," ujarnya.
JK juga menginginkn institusi kepolisan juga mencontohkan kejujuran, di depan Kapolri Jenderal (Pol) Drs. Sutarman ia berpesan agar polisi harus bisa menjadi tauladan kejujuran sebagaimana yang dicontohkan Hoegeng pada masanya.
"Polisi harus jujur, karena kalau polisi tidak jujur siapa yang akan menjaga kejujuran?" pungkas JK.