Sebut Marty Mirip Bintang Film Porno, Australia Menghina Indonesia
Komisi I DPR bidang luar negeri menilai pernyataan Politisi Australia Max Textor telah menghina Indonesia.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR bidang luar negeri menilai pernyataan Politisi Australia Max Textor telah menghina Indonesia. Hal itu terkait ucapan Max di Twitter dimana ia menyebut Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mirip dengan bintang film porno.
"Australia sudah kebangetan," kata Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati ketika dikonfirmasi, Kamis (21/11/2013).
Perempuan yang akrab dipanggil Nuning itu mengatakan seharusnya tidak perlu komentar yang semakin memperkeruh hubungan diplomatis Australia-Indonesia. "Sama sekali tidak respect dengan perbuatan seperti itu," katanya.
Menurut Politisi Hanura itu, tindakan pemerintah RI memanggil perwakilan negara yang diisukan dan diberitakan melakukan kegiatan intelijen penyadapan sudah tepat. Hal itu untuk mengingatkan bahwa Australia tidak boleh melakukan pelanggaran teritorial dan kedaulatan suatu negara.
"Sikap tegas RI I patut kita hargai, hanya saja memang kedepan harus kita pikirkan masak-masak masalah sistem keamanan kawasan," kata Nuning.
Sementara Anggota Komisi I lainnya, Tantowi Yahya menilai komentar Max Textor tidak perlu ditanggapi.
"Enggak usah ditanggapi lah komentar anggota parlemen yang enggak penting seperti orang itu," ujarnya.
Menurut Tantowi, target Indonesia
menekan Pemerintah Australia untuk minta maaf jangan sampai didistorsi oleh orang lain. "Yang jelas energi kita jangan dihabiskan membahas ucapan anggota parlemen yang enggak penting dan enggak mutu seperti dia," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Politisi Australia dari Partai Liberal membuat komentar yang bisa memperkeruh suasana.
Mark Textor lewat akun Twitter-nya merilis sejumlah kicauan yang bernada menyerang dan menghina Indonesia. Salah satunya menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mirip bintang film porno tahun 1970-an.
"Australia dituntut meminta maaf oleh seseorang yang wajahnya mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an," demikian Textor lewat akun Twitternya.
Komentar berikutnya, Textor langsung menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan kepala negara tetangganya lewat Twitter? SBY."
Dalam lanjutan kicauannya, Textor menyebut penyadapan telepon yang dilakukan sejak 2009 dan diungkap Edward Snowden itu terjadi saat Australia dipimpin Partai Buruh.
"Mungkin SBY dalam hal ini menggunakan kalender kuno," kata Textor.