Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Golkar Bujuk JK Turun Gunung

Fungsionaris Partai Golongan Karya masih mengharapkan peran dan bantuan mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Golkar Bujuk JK Turun Gunung
henry lopulalan
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Fungsionaris Partai Golongan Karya masih mengharapkan peran dan bantuan mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.

Mantan Wakil Presiden Indonesia itu pun dibujuk kiranya bersedia 'turun gunung', membantu memenangkan Aburizal Bakrie dalam pertarungan merebut kursi presiden pada pemilihan umum 2014.

"Dukungan JK di Sulawesi tinggi, beliau kan tokoh, mantan ketua umum, cawapres, sudah dikenal. Kami berharap beliau ikut serta memenangkan Partai Golkar, dan Pak Ical," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Golkar Wilayah Sulawesi Nurdin Halid di arena Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (22/11).

Nurdin Halid mengakui elektabilitas Jusuf Kalla cukup tinggi di Pulau Sulawesi, terutama di Sulawesi Selatan, daerah asal Kalla. Namun, Nurdin tidak khawatir dukungan kepada calon presiden Golkar Aburizal Bakrie melemah.

Menurut Nurdin, mantan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), dalam Rapimnas kali ini pihaknya akan melakukan evaluasi kaderisasi, kekaryaan dan kinerja seluruh calon legislatif. Dari evaluasi tersebut pihaknya akan membentuk petunjuk pelaksanaan.

"Kami akan memantapkan strategi pemenangan pilpres, capres enggak ada evaluasi, yang dievaluasi adalah upaya meningkatkan elektabilitas, Ical sebagai capres dari Rapimnas (sudah final)," tuturnya.

Nurdin mengatakan dalam Rapimnas sangat mungkin kriteria pendamping Ical di 2014 akan dibahas. Hal itu dilakukan untuk menambah peningkatan elektabilitas Ical. "Dari hasil usulan tersebut, kita akan serahkan pada Ical, karena Ical yang nentuin," katanya.

Berita Rekomendasi

Jusuf Kalla sendiri tidak menghadiri Rapat Pimpinan Nasional yang dibuka Jumat pagi. Apa alasannya?

"Pak JK sebagai Ketua PMI Pusat melepas bantuan kemanusiaan PMI ke Filipina. Tentu Pak JK harus mendahulukan misi kemanusiaan PMI," kata Juru Bicara (Jubir) Jusuf Kalla, Husein Abdullah ketika dikonfirmasi TRIBUNnews.com.

Pada jam yang sama dengan pembukaan perhelatan Partai Golkar, JK berada di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta melepas keberangkatan Tim Relawan dan bantuan kemanusiaan PMI untuk korban bencana topan Haiyan di Filipina.

"Acara ini adalah pelepasan misi kemanusiaan terbesar PMI ke luar negeri dari misi-misi luar negeri sebelumnya," kata Husein.
Karena itu, menuru dia, JK melihat misi ini amat penting.

"Sebab sekaligus jadi momen bagi Indonesia untuk membayar utang kepada dunia. Mengingat saat tsunami 60 negara datang membantu Indonesia," kata Husein.

Wakil Ketua Umum Theo L Sambuaga menjelaskan Jusuf Kalla diundang dalam Rapimnas kali ini. JK masih terdaftar sebagai kader Golkar, namun ia berhalangan hadir. "(Pak JK) Diundang, hanya beliau lagi ada tugas luar, jadi tidak bisa datang," kata Theo.

 Theo mengatakan JK telah menyampaikan ketidakhadirannya kepada panitia acara. JK, kata Theo, memiliki kesibukan yang luar biasa. "Beliau punya tugas banyak dan penting kebetulan waktunya bersamaan," tuturnya.

Theo membantah ketidakhadiran JK karena adanya faksi-faksi dalam tubuh Golkar. "Bahwa ada orang beda pendapat, iya. Tetapi begitu kita sudah putuskan semua satu," kata Theo.

Di arena Rapimnas, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menanggapi wacana pinangan Partai Kebangkitan Bangsa kepada Jusuf Kalla untuk diusung sebagai calon presiden 2014. Menurut Akbar, mantan Ketua Umum Partai Golkar dan mantan Ketua DPR RI, tidak jadi soal JK dipinang PKB.

"Tidak jadi soal (JK dipinang PKB). Yang penting semangat kita tetap semangat bersatu," kata Akbar di Rapimnas V Golkar.

Akbar menuturkan, semangat bersatu dapat diartikan untuk menghormati perbedaan yang ada di dalam Partai Golkar, termasuk untuk menghormati perbedaan pendapat. Menurutnya, tidak mungkin pandangan atau pendapat orang semuanya sama.

"Tentu saja tidak mungkin semua (pendapat atau pandangan) sama," tuturnya. (tribunnews/fer/zul)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas