Penampungan Shumaysi Seperti Penjara Bandara
Pemerintah saat ini sedang berusaha memulangkan semua TKI yang kelebihan waktu tinggal atau overstay dari Arab Saudi
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Leonard AL Cahyoputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang berusaha memulangkan semua TKI yang kelebihan waktu tinggal atau overstay dari Arab Saudi. Namun sayangnya, nasib TKI yang tinggal di penampungan imigrasi Shumaysi, Arab Saudi tidak diperhatikan.
Hal itu terungkap saat kloter ke 4 TKI Overstay tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Bahkan beberapa TKI pria yang kali ini ikut dalam kloter tersebut menyebut tempat penampungan Shumaysi seperti penjara. Mereka mengeluhkan pelayanan disana.
"Ini untuk terakhir kalinya saya ke Arab Saudi. Apalagi masuk penjara itu selama 28 hari," ujar salah satu TKI, Husei Suryana (51) kepada Wartawan di TKI Lounge Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/11/2013).
Pria asal Cianjur ini mengatakan makanan yang diberi tidak pernah ada yang beres. Kadang para TKI mendapat nasi yang mentah, kadang juga malah ikannya yang mentah. Selain makanan yang tidak pernah beres, Husei juga menyebut mereka hanya mendapat jatah 1 kali makan setiap hari.
"Kita kan biasa sehari makan 3 kali ya atau minimal 2 kali. Disana itu ya 1 hari. Enggak pernah benar masaknya," ujarnya.
Husei dan kawan-kawan terpaksa membeli makan yang dijual disana. Dimana harganya minimal 5 real. Tidak hanya masalah soal makanan saja yang dikeluhkan Husei. Faktor keamanan juga. Ia menceritakan saat pertama kali masuk kesana, semua barang TKI digeledah dan barang-barang dilempar keluar.
Lalu para TKI diminta masuk ke dalam dan para petugas keamanan yang mengambil barang-barang yang tadi dilempar. Husei mengatakan barang-barang yang dilempar tadi tidak pernah dikembalikan lagi kepada pemiliknya.
"Awalnya dibilang barang-barang kita dijaga mereka. Ternyata ketahuan belakangan malah dijual ke orang lain," ujarnya.
Ia menerangkan barang-barang yang dijual itu seperti Hp dan Laptop. Husei pun menyesal telah mendatangi penampungan Shumaysi.
Senada dengan Husei, TKI lainnya bernama Iis (36) juga mengalami hal yang sama. Wanita yang sudah 5 tahun bekerja sebagai TKI ini mengaku tiap malam selama 23 hari harus tidur di lantai. "Enggak ada kasur di sana," ucapnya.
Bila Husei mendapat jatah makanan sekali dalam sehari, Iis harus berebut makanan dengan pekerja lainnya seperti dari Filipina. Bila kalah, Iis harus menahan lapar karena tidak mendapat jatah makanan.
Ia pun terpaksa harus membeli makanan di sana dengan harga yang mahal. Iis pun menerangkan petugas pelit pada TKI. Pernah suatu hari dia ingin memasak mie dan meminta air panas. Akan tetapi petugas malah memberinya air dingin.
"Kalau petugas masak air. Kita enggak boleh minta," keluhnya. Walau begitu ia tidak pernah kehilangan barang berharga selama di penampungan.