Sosok Tak Kenal Takut Itu Kini Telah Tiada
Mulyana W Kusumah menghembuskan nafas terakhirnya di RS Dharmais, Jakarta
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang juga kriminologi Universitas Indonesia, Mulyana W Kusumah menghembuskan nafas terakhirnya di RS Dharmais, Jakarta karena diserang stroke.
Pria kelahiran Bogor 65 tahun lalu ini dikenal publik sebagai seorang akademisi Indonesia dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terlibat kasus penyuapan terhadap pemeriksa BPK dan kemudian merembet menjadi awal terkuaknya korupsi di KPU yang diperiksa oleh KPK (Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
Mulyana awalnya adalah tokoh KIPP (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan staff pengajar FISIP Universitas Indonesia, juga pernah bergiat di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Pada 12 September 2005, ia divonis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta dengan hukuman penjara selama 2 tahun 7 bulan dan denda R 50 juta karena menyuap auditor Badan Pemeriksa Keuangan. Mulyana juga dihukum selama 15 bulan karena melakukan korupsi pengadaan kotak suara pada pemilihan umum 2004.
Terakhir, dia mendirikan Seven Strategic Studies (7SS) dan menjadi direktur eksekutifnya.
Politisi Partai Golkar Indra J Piliang dalam akun twitternya menyebut sosok Mulyana paling "menakutkan" bagi aktivis mahasiswa 1990-an.
"Keberaniannya melebihi batas nalar dan takut,"ujarnya.
Penangkapan anggota KPU Mulyana W Kusumah juga sempat memunculkan kontroversi di BPK. Ketua BPK Anwar Nasution kala itu sempat marah-marah dan bersuara sinis, meski setelah banyak tekanan dari masyarakat ia melunak.