Masih 50 Ribu Orang, KJRI Upayakan Pemulangan WNI Overstayer
Keberadaan Warga Negara Indonesia Overstayer (WNIO) di Arab Saudi belakangan ini menjadi persoalan
Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Warga Negara Indonesia Overstayer (WNIO) di Arab Saudi belakangan ini menjadi persoalan dan pekerjaan besar bagi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.
Sebelumnya pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan Amnesti dimana Warga Negara Asing (WNA) di Arab Saudi diberi kesempatan untuk memperbaiki status izin tinggal dan bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kebijakan masa Amnesti ini sendiri berlangsung selama 11 Mei-3 Juli 2013 kemudian diperpanjang sampai dengan 3 November 2013.
Konsul Jenderal Republik Indonesi (KJRI) Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra membeberkan, selama masa amnesti pihaknya telah mendata sekitar 97.785 WNI dan menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk membantu proses pemulangan WNIO ke tanah air. Dengan dibantu pihak Arab Saudi, KJRI terus melakukan proses pemulangan WNIO yang ada di Jeddah.
"Namun meskipun upaya pemulangan WNIO terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, namun jumlah WNI Overstayers yang tidak memanfaatkan amnesti dan belum kembali ke Indonesia masih cukup banyak. Diperkirakan masih sekitar 50.000 lebih WNI Overstayers yang saat ini masih bermukim di Jeddah dan kota-kota sekitarnya," ujar Dharmakirty di KJRI Jeddah, Jumat (6/5/2013) malam waktu setempat.
Untuk menampung WNIO yang masih tersisa, Pemerintah Arab Saudi menyediakan Tarhil Shumaisyi (beroperasi tanggal 3 November) untuk penampungan sementara WN asing pelanggar ketentuan imigrasi, yang berlokasi sekitar 50 km dari Jeddah) untuk kapasitas sekitar 30.000 orang.
Dharmakirty menyatakan, pasca masa amnesti pihak KJRI terus melakukan diseminasi informasi kepada WNI seluas-luasnya dengan berbagai sarana dan media terkait kebijakan pemerintah Arab Saudi Pasca Amnesti.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Otoritas terkait Arab Saudi untuk penanganan WNIO secara cepat, baik di Tarhil Shumaisyi maupun di Matar Qadhim.
"Kami juga menugaskan 10 orang staf untuk dan tambahan 3 petugas setiap hari di Tarhil Shumaisyi untuk membantu penanganan WNIO di penampungan imigrasi Tarhil Shumaisyi dan memberi dukungan Transportasi (penyediaan bis), konsumsi, kesehatan, kelengkapan dokumen keimigrasian serta bantuan pengaturan kepulangan ke Indonesia," katanya.