Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dayat Menyapa Tetangganya Sebelum Ditembak Densus 88: Tidak Tahun Baruan?

Pentolan teroris Ciputat, Nurul Hidayat alias Dayat alias Daeng dikenal ramah oleh para tetangga.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Dayat Menyapa Tetangganya Sebelum Ditembak Densus 88: Tidak Tahun Baruan?
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Lokasi penggerebekan terduga teroris di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (1/1/2014). Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menembak mati enam orang terduga teroris saat penggerebekan di tempat tersebut. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pentolan teroris Ciputat, Nurul Hidayat alias Dayat alias Daeng dikenal ramah oleh para tetangga. Tetangga kontrakan yang biasa ngobrol dibuat kecele ternyata Dayat adalah pimpinan teroris yang akhirnya tewas ditembak mati Densus 88  saat hendak membeli makan malam jelang pergantian tahun baru 2014.

Selasa (31/12) malam sekitar pukul 19.00 WIB, Dayat yang hendak keluar rumah dengan mengendarai motor Supra bernopol B 6722 COP, sempat berbincang dengan tetangganya.

"Tidak tahun baruan nih?," tanya Dayat kepada tetangganya yakni Simon, Dayat (nama sama) dan Irwan.

Dayat yang hendak membeli makan malam di Jl KH Dewantoro, Ciputat sempat menawarkan apakah mereka akan menitip sesuatu.

Mendapat tawaran Dayat, Irwan meminta untuk dibelikan viting lampu listrik. Tetapi Dayat mengaku tidak tahu barang yang diminta Irwan. Akhirnya, Irwan pun ikut dengan membonceng motor Dayat. "Posisinya, Irwan yang dibonceng," ucap Simon.

Ternyata itu menjadi hari yang sial bagi Irwan. Dayat yang sudah dikuntit tim Densus 88 Antiteror Polri langsung dibekuk saat mengendarai sepeda motor di Gang Haji Hasan, tepat saat akan keluar jalan KH Dewantoro.

Dayat pun tewas diterjang peluru petugas. Sementara Irwan diamankan polisi karena dianggap terkait dengan jaringan teroris. Saat ini Irwan sudah dikembalikan ke keluarganya.

Berita Rekomendasi

Tak lama setelah menembak mati Dayat, tim Densus 88 Antiteror Polri sudah mengepung kontrakan Dayat. Setelah diminta menyerah, justru lima teman Dayat yang berada di dalam kontrakan tidak mengindahkan imbauan polisi. Justru malah menantang aparat.

"Kalau berani sini masuk," kata Simon menirukan kata-kata teman Dayat yang berada di dalam kontrakan.

Mendengar penolakan tersebut lantas kepolisian pun melakukan sterilisasi dan memadamkan lampu di sekitar rumah kontrakan dan terjadilah aksi saling tembak antara teroris dengan kepolisian selama 10 jam. Hasilnya, Dayat bersama lima temannya tewas ditangan Densus 88.

Hampir enam bulan lamanya Dayat mengontrak di rumah milik Zaenab (62). Dalam kesehariannya, Dayat tidak menunjukan seperti orang berilmu agama, apalagi teroris. Ia selalu mengalihkan pembicaraan bila diajak bicara tentang agama.

Bahkan ia selalu berkelit bahwa dirinya tidak banyak paham tentang agama dengan alasan bahwa agamanya karena keturunan semata.

"Ia selalu seperti orang bodoh kalau diajak bicara agama oleh tetangganya yang juga bernama Dayat," ujar Simon.

Dayat  pun tak seperti terduga teroris yang biasanya menutup diri. Justru Dayat relatif membuka diri dan berbaur.  Selama mengontrak, sikap Dayat sopan.

Halaman
12
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas