Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dayat Menyapa Tetangganya Sebelum Ditembak Densus 88: Tidak Tahun Baruan?

Pentolan teroris Ciputat, Nurul Hidayat alias Dayat alias Daeng dikenal ramah oleh para tetangga.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Dayat Menyapa Tetangganya Sebelum Ditembak Densus 88: Tidak Tahun Baruan?
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Lokasi penggerebekan terduga teroris di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (1/1/2014). Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menembak mati enam orang terduga teroris saat penggerebekan di tempat tersebut. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Bila tetangga sedang berkumpul, Dayat pun ikut nimbrung. Bahkan ia juga kerap berbincang dengan pedagang sayur keliling. Tidak hanya itu, ia pun suka menyapu dan mencabut rumput di halaman kontrakannya.

Tetangga lainnya, Niko mengatakan serupa. Menurutnya, Dayat kerap menyapanya dan kawan-kawannya yang sering berkumpul. "Baik kok orangnya, sopan, kalau lewat sering negur," ujar Niko.

Niko mengaku pernah masuk ke kontrakan Dayat untuk mengisi baterai handphonenya. Namun ia tak melihat melihat benda-benda mencurigakan.

Setahu Niko, Dayat kerap pulang larut malam. Dayat juga ia lihat sering menggunakan celana ukuran tiga perempat ketika hendak beraktifitas.

"Pulangnya malam jam 10-11an, dia suka pakai peci dan celana 3/4," ujar Niko.

Wenti, tetangga kontrakan yang persis bersebelahan dengan Dayat menceriterakan, selama ini Dayat tak pernah menunjukan perilaku aneh. "Kita biasa panggil dia Wak Nur, orangnya kurus, pakai kacamata," ujarnya.

Menurut Wenti, Dayat tinggal bersama satu orang temannya. Namun rumah kontrakan itu kerap kosong karena Dayat dan temannya selalu pergi pagi dan pulang malam.

Berita Rekomendasi

Kepada Simon, Dayat mengaku bekerja di perusahaan ekspedisi, sementara temannya mengaku bekerja di konveksi. Apabila keluar rumah Dayat selalu membawa laptop.

Meski demikian tidak ada kecurigaan dari Simon bila Dayat sebagai seorang pimpinan teroris, saat tahu Dayat sebagai pentolan teroris, barulah Simon merasa kecele, ternyata dibalik sikapnya yang polos, ternyata ia menjadi otak aksi teror.

Wenti bercerita, ia kerap mendengar suara ketukan dari kontrakan Dayat. Namun Wenti tidak tahu aktivitas apa yang dilakukan Dayat bersama seorang rekannya di kamar kontrakannya itu.

Sementara Ketua RT 04/07, Bachtiar Iman Udin (45) mengungkapkan bahwa pemilik kontrakan, Zaenab tidak melaporkan adanya penghuni baru yang ternyata terduga teroris.

"Biasanya kalau ada yang mau kontrak itu izin dulu. Tapi memang yang itu (terduga teroris) kecolongan," ujar Bachtiar.

Bachtiar yang akrab disapa Gus Dur idak mengetahui bahwa ada orang yang mengontrak di rumah Zaenab. "Saya saja tidak pernah ketemu sama orangnya. Mereka juga tidak pernah keluar beraktivitas di sekitar sini," ucap Bachtiar.

Karena itu Bachtiar merasa kecolongan, ketika ada penyergapan oleh Densus 88 Antiteror pada Selasa dini hari. Padahal, setiap Sabtu dirinya selalu berkeliling untuk memantau warga, termasuk melewati kontrakan Zaenab. (tribunnews/bah/eri/adi)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas