Resmikan Gedung STAI Muhammadiyah, Prabowo Singgung Soal Impor Singkong
Prabowo Subianto meresmikan gedung baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Garut, Jawa Barat.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Prabowo Subianto meresmikan gedung baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Garut, Jawa Barat.
Sejumlah tokoh Muhammadiyah, pejabat STAI Muhammadiyah, dan mahasiswa menyambut suka cita kehadiran Prabowo di kampus tersebut.
"Sekitar 1.500 undangan dan mahasiswa perguruan tinggi tersebut hadir untuk menyambut dan mendengarkan sambutan beliau pada peresmian gedung baru di Kecamatan Cileket, Garut," kata Sudaryono, Sekretaris Pribadi Prabowo, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/1/2014).
Dalam sambutannya, Prabowo yang diundang sebagai Ketua Umum HKTI itu memberikan ceramah dengan tema ekonomi kerakyatan. Seperti biasa, Prabowo menyampaikan keprihatinannya, bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya, namun anehnya banyak sekali rakyatnya yang masih miskin.
"Tadi pagi di tenda, makan ubi goreng dan singkong rebus, itu makanan yang sebenarnya sangat baik, sangat sehat dan banyak gizinya," kata Prabowo.
Sayangnya, tambah Prabowo, sudah ratusan tahun rakyat kita makan dan menanam singkong, tapi sekarang kita impor singkong.
Para hadirin bertepuk tangan dengan riuh menyemangati pidato Prabowo. Seperti diketahui, sejak 1 Januari 2014, Prabowo membuka tenda dan berkemah di desa Keramat Wangi, Kecamatan Cikajang, Garut untuk mengetahui aktivitas rakyat dari dekat.
"Laut kita begitu kaya, tetapi kita masih impor ikan, kita juga masih impor garam, dan banyak lagi impor komoditi yang lainnya. Ini kan aneh," ucap Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut Prabowo kembali mengingatkan bahwa sebenarnya ditengah kekayaan Indonesia yang melimpah ini, kebocoran kita sekitar Rp 1.000 triliun setiap tahunnya dan tidak pernah berkurang.
"Ibu-ibu, Anda tahu, berapa sih Rp 1.000 triliun itu?" tanya Prabowo kepada hadirin yang langsung dijawab sendiri. Kalau setiap desa di Indonesia diberi Rp 1 miliar tiap desa, dengan jumlah desa sebanyak 78.000 desa maka baru habis Rp 78 triliun.
"Lha kita punya kok Rp 1.000 triliun, itu baru Rp 78 triliun, bayangkan betapa besarnya kebocoran kita," kata Prabowo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.