Loyalis Anas: Ketua KPK Kok Omongannya Kayak Orang Pasar?
Sri Mulyono menegaskan, pembeberan soal permintaan bantuan Abraham Samad ini bukan berarti Anas menginginkan balas budi
Penulis: Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM – Pendukung atau loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengungkap mengenai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Tahun 2011, saat Komisi III DPR RI menyeleksi calon pimpinan KPK, Abraham pernah dua kali menemui, dan melobi sekaligus meminta dukungan Anas agar anggota Fraksi Partai Demokrat di Komisi III memilihnya.
Demikian disampaikan mantan Ketua Departemen Sosial DPP Partai Demokrat Sri Mulyono saat berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (12/1/2014) kemarin.
"Kan sebelum Abraham Samad jadi ketua KPK, dia nyembah-nyembah ke Anas. Datang dua kali ke rumah Anas di Duren Sawit, minta dukungan dari Anas supaya terpilih jadi Ketua KPK. Anas saat itu kan Ketua Umum," ungkap Sri Mulyono.
"Abraham Samad datang dua kali ke Anas, ke Duren Sawit. Yang bawa Samad ke rumah Anas itu fungsionaris Partai Demokrat juga. Saya tahu orangnya," ujar Sri Mulyono yang mengetahui dua pertemuan itu.
Sri Mulyono menegaskan, pembeberan soal permintaan bantuan Abraham Samad ini bukan berarti Anas Urbaningrum menginginkan balas budi dari Samad. "Anas hanya ingin keadilan, karena dia hanya ingin kejelasan 'proyek-poyek lainnya' dalam surat itu apa?" tuturnya.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, pengacara Anas protes karena dalam surat panggilan KPK kepada Anas untuk menjalani pemeriksaan, pada 7 Januari silam tercantum kata-kata, sebagai tersangka "kasus Hambalang dan proyek-proyek lain."
Keadilan diminta Anas karena ada beberapa kejanggalan mulai penetapan tersangka hingga dilakukan penahanan oleh pihak KPK, mulai bocornya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik), adanya pidato politik Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden dan petinggi PD, hingga tidak konsistennya alasan yang diberikan Samad saat pihak KPK tidak juga menahan Anas.
"Saat panggilan pemeriksaan terakhir Anas, Abraham Samad bilang, 'Saya ingatkan kepada Anas, saya ingatkan kepada Anas, saya ingatkan kepada Anas'. Itu omongan apa? Kok Ketua KPK seperti itu. Itu kan omongan kelas orang pasar. Harusnya ngomong standar saja, akan dilakukan pemanggilan kedua," ujar Sri Mulyono.
Selain itu, Sri Mulyono pun menangkap Samad terkesan mendapat pesanan dari seseorang sehingga harus turun tangan langsung dengan menandatangani surat penahanan Anas.
"Saya kira itu dia seolah-olah sudah janji kepada seserorang. Lapor pak, yah sudah beres. Yang menarik, adalah penafsirannya Wiwin (mantan staf pribadi Samad), bahwa penahanan Anas ini adalah Abraham Samad memberi kado untuk SBY."
Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari Abraham Samad tentang pengakuan Sri Mulyono itu. Dua nomor telepon genggam Samad dalam kondisi tidak aktif saat dihubungi dan pesan yang dikirimkan belum dibalas.