Isi Buku SBY: Ada Artikel 'Tidak Cukup Bermodalkan Pencitraan'
Dalam bahasa yang diklaim ringan dan mudah dicerna, terdapat sejumlah artikel dalam buku SBY. Satu di antaranya soal pencitraan
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi meluncurkan bukunya yang berjudul "Selalu Ada Pilihan" di Jakarta Convention Center, Jumat (17/1/2014). Buku setebal 824 halaman tersebut ditulis sendiri oleh Yudhoyono selama hampir setahun.
Dalam sambuatannya, SBY mengungkapkan artikel-artikel yang mengisi Buku "Selali Ada Pilihan."
Dijelaskan, dalam Bab Satu, berjudul kecil "Inilah Negara Kita Saat Ini", pembaca disuguhkan artikel-artikel ringan, dan cerita-cerita segar. Seperti, "Politik di Era Demokrasi Multi Partai dan Otonomi Daerah." Begitu juga dengan, "Revolusi Harapan dan Tuntutan Rakyat di Era Kebebasan," pun "Sekali Merdeka, Merdeka Sekali."
Selain itu dihiasi pula dengan artikel berjudul "Negara Kita Masih Terbuka untuk Perubahan dan Penataan Kembali."
"Sedangkan dalam Bab Dua dengan judul "Asalkan Tahu Beginilah Jadi Presiden", bapak-ibu juga akan menjumpai artikel-artikel seperti ini. "Keseharian Presiden dan Ketika Waktu Menjadi Amat Mahal." "Tiada Hari Tanpa Kritik dan Kecaman." "Keluarga dan Teman Pun Ikut Jadi Korban"," ungkap SBY, dalam sambutannya.
Lebih lanjut "Mengapa Presiden Harus Sering Mengalah." Dan "Resep Bisa Bertahan Harus Tenang dan Sangat Sabar". "Sabar Saja tidak cukup," ucapnya.
Sementara itu, pada Bab Tiga buku ini berjudul "Ingin Menjadi Presiden, Menangkan Pemilihan Mendatang". Dalam bagian ini, SBY tampilkan sejumlah artikel antara lain "Banyak Pilihan dan Cara untuk Berkampanye", "Uang Penting, Tetapi Ingat Rakyat Tidak Bisa Dibeli," "Tidak Cukup Bermodalkan Pencitraan."
Sedangkan pada bagian terakhir buku, SBY mengangkat judul kecil "Semoga Menjadi Presiden Yang Sukses."
"Artikel yang bisa ditemukan di buku itu antara lain, 'Setelah Terpilih Jadi Presiden Berhentilah Berkampanye'," jelas SBY.