Tanggapan Istana Atas Omongan Miring Soal Buku SBY "Selalu Ada Pilihan"
Pihak Istana negara sepertinya menyadari akan adanya pendapar dan omongan miring berisi kritik atas buku terbaru dari Presiden SBY
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluncuran buku oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rupanya kembali menimbulkan kontroversi. Meski banyak pihak mengapresiasi, tak sedikit pihak yang memandang itu sebagai 'tindakan politis' merujuk pada medio waktu peluncuran.
Atas hal itu, pihak Istana Kepresidenan menegaskan, buku berjudul 'Selalu Ada Pilihan' lepas dari kepentingan politik apapun. Daniel Sparringa, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, menyiratkan apa yang ditulis SBY dalam buku tersebut merupakan wujud apa yang dirasakan SBY selama menjalani hari-hari sebagai presiden.
"Buku itu ditulis dengan niat baik dan sikap rendah hati. Tidak ada kesombongan sebagaimana disangkakan. Juga jauh dari kehendak untuk mendapatkan manfaat politik dari yang ditulis dalam setiap halamannya. Tidak ada yang hendak dimenangkan atau dikalahkan. Buku ini disusun oleh seseorang yang mencintai buku dan menghormati pengetahuan, lebih dari segalanya. Isinya pun tidak dimaksudkan menjadi menara gading, berdiri di atas semua kebenaran yang mungkin dimiliki oleh orang lain," kata Daniel seperti rilis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (19/1/2014).
Lepas dari semua tafsiran, ujar Daniel, presiden mempersilakan bagi tiap pihak untuk memandang dari sudut pandang masing-masing dalam melihat isi tulisan di buku tersebut. yang jelas, kata Daniel, apa yang termaktub dalam buku tersebut merupakan tulisan jujur SBY atas pengalaman yang ia jalani selama menjabat sebagai presiden.
"Buku ini menawarkan penglihatan seorang SBY terhadap hidup yang ia jalani. Isinya menyanding, kadang membanding, bukan menanding. Mereka yang membacanya tetap boleh membawa penafsiran mereka masing-masing," ujar Daniel.