Anak Buah Anas Urbaningrum : SBY Tidak Komit dengan Janjnya
Anak buah Anas Urbaningum, Sri Mulyono menyebut Presiden SBY sedang galau dalam menegakkan hukum saat ini.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak buah Anas Urbaningum, Sri Mulyono menyebut Presiden SBY sedang galau dalam menegakkan hukum saat ini.
Hal ini ia ungkapkan setelah ia membaca buku SBY berjudul Selalu Ada Pilihan. Dalam buku itu, kata Sri Mulyono, SBY mengungkap wibawanya sebagai Presiden akan hancur bila Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa putranya, Edhie Baskoro Yudhoyono yang tak lain menjabat Sekjen DPP Partai Demokrat.
"Ada pula yang katakan Ibas sangat bisa dijebak. Ada pintu masuk memperkarakanya. Alasanya, dipanggil saja Ibas oleh KPK, misalnya menjadi saksi siapapun dan untuk kasus apapun. Maka, runtuhlah sudah kewibawaan saya sebagai Presiden," dalam buku SBY seperti dituturkan Sri Mulyono.
Menurutnya, Presiden SBY yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat sedang gamang dalam penegakkan hukum dan keadilan.
Indikasinya, kata Sri Muulyono, SBY pernah menyampaikan dalam sidang kabinet bahwa pejabat negara yang tidak tahu prosedur anggaran harus dilindungi. Tidak boleh dibiarkan terkena kasus korupsi. Hal tersebut dikatakan SBY beberapa hari setelah Andi Malarangeng tersangka.
Sementara pada waktu Anas Urbaningrum akan diperiksa KPK sebagai tersangka, Jumat 10 jan 2014, beber Sri Mulyono, SBY memposting dalam status di facebook dan twitter, hukum harus ditegakkan dengan adil tanpa pandang bulu.
"Dan pernyataan SBY bahwa, wibawanya akan runtuh jika Ibas diperiksa KPK, kurang tepat. Sebab berdasarkan pengalaman dengan dipidananya besan SBY, Aulia Pohan, justru mengangkat dan melambungkan wibawa SBY, berbagai pujian dan apresiasi masyarakat, 'membanjiri' SBY dan Demokrat," tutur Sri Mulyono, Selasa (21/1/2014).
Hal tersebut, lanjut Sri Mulyono, ketika itu, dibuktikan dengan naiknya suara Partai Demokrat menjadi 21 persen dan kemenangan SBY dalam pilpres 2009 dengan satu putaran.
SBY kemudian dipercaya sebagai presiden yang benar-benar komitmen dengan janjinya untuk memberants korupsi.
"Kala SBY sekarang berasumsi sebaliknya, maka masyarakat akan menilai bahwa SBY tidak komit dengan janjinya. Pernyataan SBY tentang Ibas juga bisa dipersepsikan sebagai peringatan terhadap penegak hukum supay tidak menyentuh Ibas," Sri Mulyono menegaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.