Harry Poeze: Saya Bisa Meneliti Tan Malaka karena Berstatus Orang Asing
Harry A Poeze menghabiskan puluhan tahun hidupnya untuk meneliti seorang Pahlawan Nasional Indonesia bernama Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka.
Di Selopanggung Harry telah mewawancarai sekitar 20 orang. Dari hasil Wawancara itu diketahui di lokasi ada sebuah makam yang dibangun oleh pihak militar pada sekitar tahun 1949. Makam itu kemudian dipindahkan ke tempat yang tidak jauh selang sekitar setahun kemudian.
"Warga tidak tahu itu makam siapa, tapi yang pasti itu makam orang penting, karena tentara susah-susah membuat itu makam," ujarnya.
Dalam penelitiannya yang dimulai di era Suharto, Harry berhasil mengakses banyak arsip. Mulai arsip dari kenalan Tan Malaka dari Partai Murba hingga arsip-arsip dari TNI.
Ia berhasil mengakses arsip itu disaat Suharto mengeluarkan kebijakan untuk menghilangkan jejak Tan Malaka. Bahkan saat itu seorang mahasiswa di Indonesia pun dilarang membuat penelitian tentang Tan Malaka.
"Karena saya orang asing, lebih mungkin meneliti hal-hal sensitif, tentunya waktu orde baru. Dalam prinsip mungkin lebih baik (buku biografi Tan Malaka) ditulis oleh orang Indonesia, tapi dalam praktik mungkin tidak," ujarnya.
Hasil penelitiannya kemudian di publikasikan sebagai buku. Sayangnya bukunya itu ditetapkan sebagai buku terlarang oleh pemerintahan Suharto.
Setelah rezim Orde Baru runtuh, nama Tan Malaka kembali didengungkan. Penggalian makam di Selopanggung pun dilakukan di tahun 2009. Namun sayangnya hasil tesn DNA jenazah dari makam itu hingga kini belum juga rampung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.