Warga Lereng Kelud yang Nekat Naik Lari Kocar-kacir
Warga lereng Gunung Kelud yang nekat keluar dari pengungsian untuk naik ke lereng Kelud dibuat kocar-kacir dan berlarian menyelamatkan diri.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Surya, Faiq Nuraini
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Warga lereng Gunung Kelud yang nekat keluar dari pengungsian untuk naik ke lereng Kelud dibuat kocar-kacir dan berlarian menyelamatkan diri.
Mereka berniat menengok rumahnya di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung namun kemudian hujan deras tiba. Mereka harus kembali turun, berlarian ke pungungsian karena cuaca di sekitar mencekam, meski saat itu pukul 13.00 WIB namun langit tampak gelap. Mereka juga mendengar suara gemuruh dari arah puncak Kelud.
"Saya berlarian dan meninggalkan rumah ke pengungsian," tutur Tumidi, warga Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Sabtu (15/2/2014).
Seperti warga yang lain, Tumidi ingin sekali melihat kondisi rumahnya. Apalagi, warga lereng Gunung Kelud ini memiliki seekor sapi perah.
"Tadi saya nyombor (memberi makan bekatul) sapi saya. Terus membersihkan atap. Menyalin genteng yang sebagian besar pecah," kata Tumidi.
Namun cuaca tampak tak bersahabat. Mendung terus menggantung di langit rumah dan kampungnya. Satu per satu warga kembali ke pengungsian sambil berteriak bakal ada lahar dingin. Sementata gerimis mulai memanggil. Cuaca semakin gelap seiring banyaknya warga yang kembali meninggalkan rumah mereka.
"Ada kabar bahwa lahar dingin sudah mengalir. Saya takut apalagi di Puncu, saya merasakan getaran seperti horek (gempa kecil). Lebih baik saya kembali ke pengungsian," ucap Tumidi.