Rabu Depan, Sitok Diperiksa Polda Metro Sebagai Saksi
Polda Metro Jaya, Rabu minggu depan, (5/3/2014) menjadwalkan pemeriksaan terhadap sastrawan Sitok Srengenge
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya, Rabu minggu depan, (5/3/2014) menjadwalkan pemeriksaan terhadap sastrawan Sitok Srengenge (SS) terkait kasus RW (22) mahasiswi FIB UI yang melaporkan Sitok ke Polda Metro Jaya.
"Perkembangan kasus Sitok, Rabu minggu depan, Sitok akan dipanggil sebagai saksi," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, pada Tribunnews.com, Kamis (27/2/2014).
Rikwanto menuturkan, surat pemanggilan Sitok sebagai saksi akan dilayangkan hari ini oleh penyidik dari Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Rabu depan yang bersangkutan dipanggil sebagai saksi. Dia akan menjalani pemeriksaan di Subdit Kamneg terkait laporan terhadap dirinya," kata Rikwanto.
Untuk diketahui, seorang mahasiswi berinisial RW melaporkan seorang sastrawan berinisial SS dengan pidana perbuatan tidak menyenangkan ke Polda Metro Jaya, Jumat (29/11/2013) pukul 14.15 wib.
Dalam laporan bernomor LP/4245/XI/2013/PMJ/Dit Reskrimsus, pelapor (RW) melaporkan perbuatan yang tidak menyenangkan yang terjadi Maret 2013 lalu di Komplek Salihara, Jl Ketapang no 7A Pejaten, Jakarta Selatan.
Saat dikonfirmasi ke pihak kepolisian, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto membenarkan adanya laporan tersebut.
"Ya memang ada laporan itu, laporannya sudah diterima dan akan diproses," ucap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya.
Diketahui kejadian berawal saat Desember 2012, terlapor berkenalan dengan pelapor di Fakultas Ilmu Pengetahuan budaya UI saat kegiatan festival kreatif di antaranya Petang kreatif. Saat itu, pelapor selaku panitia sementara terlapor sebagai juri di acara tersebut.
Lalu Maret 2013 terlapor menghubungi pelapor untuk bisa berkomunikasi dengan pelapor dan terlapor meminta pelapor datang ke Komplek Salihara.
Tapi terlapor meminta pelapor untuk datang ke kosan terlapor yang tidak jauh dari Komplek Salihara. Sesampainya di kosan, terlapor memaksa pelapor untuk masuk ke kamar kosan.
Terlapor mengunci kamar, di dalam kamar pelapor diraba-raba, dicium dan disetubuhi hingga mengakibatkan pelapor hamil dengan usia kandungan 7 bulan.
Tapi sampai laporan dibuat, terlapor tidak bertanggung jawab atas kehamilan pelapor. Terlapor selalu membentak pelapor dan memberikan janji akan bertanggung jawab.