Moratorium Iklan Partai, Terlambat Tapi Itu Lebih Baik
Tidak ada kata terlambat. Itu lah yang disampaikan politikus senior Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengenai moratorium
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak ada kata terlambat. Itu lah yang disampaikan politikus senior Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengenai moratorium (penghentian sementara) pemasangan iklan kampanye partai politik di lembaga penyiaran.
Ruhut mengapresiasi langkah tersebut agar tidak ada pihak-pihak yang curi start kampanye.
"Terlepas itu terlambat, tapi ya lebih baik daripada tidak. Kami sebenarnya salah satu partai paling sedih kalau mereka sudah curi start iklan itu. Tapi kembali, yang curi start itu iklannya juga tidak naik (elektabilitas) kok. Itu yang aku bilang rakyat itu cerdas," ujar Ruhut di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/3/2014).
Ruhut pun meminta agar semua pihak menghormati keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) itu. Ruhut mengaku sedih karena tadi pagi saat menonton tivi, iklan tersebut masih ada.
"Kalau sudah dilarang hormati lah. Tadi pagi aku lihat masih ada iklan itu. Ya sedih juga. Tapi tidak akan mungkin dipilih rakyat kok," kata dia.
Ke depan, juru bicara Partai Demokrat ini mengingatkan agar komisioner KPI bekerja dengan hati dan tidak bersikap pilih kasih dalam memberikan sanksi kepada partai politik.
"Ya nggak enak juga aku bilang, kadang-kadang mereka itu buah simalakama. Dimakan mamak mati, tak dimakan bapak mati. Kadang-kadang ada dari mereka juga yang disponsori. Komisioner itu begitu yang bikin aku sedih," tukas kakak kandung Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda TNI Iskandar Sitompul.