Presiden SBY Ikuti Perkembangan Pencarian Pesawat
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus mengikuti perkembangan hilangnya pesawat Malaysia Airlines
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus mengikuti perkembangan hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 370 yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Pesawat ini mengangkut 239 penumpang, 7 (tujuh) di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
"Saya terus ikuti laporan Menlu tentang hilangnya 7 WNI di pesawat MAS 777-200 ke Beijing. Indonesia siap kerjasama dalam misi pencarian," ungkap SBY dalam akun twitternya yang dipublish Senin (10/3/2014).
Presiden menegaskan Pemerintah sampaikan atensi mendalam pada keluarga korban. "Tetap sabar dan berdoa, kita lakukan upaya terbaik untuk dapat kejelasan," ucap SBY.
Lebih lanjut SBY berharap semoga momentum hilangnya pesawat ini bisa digunakan untuk kedepankan persamaan, perdamaian dan kerjasama di kawasan China Selatan untuk misi kemanusiaan.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Malaysia telah meminta bantuan Pemerintah Republik Indonesia untuk mendukung pencarian dan pertolongan terhadap hilangnya Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 saat menempuh perjalananan dari Kuala Lumpur (Malaysia) ke Beijing (RRT), Sabtu (8/7/2014).
“Panglima Tentara Malaysia telah berkomunikasi dan meminta bantuan kepada pemerintah RI melalui Panglima TNI, KSAL daan KSAU untuk dukungan pencarian dan pertolongan,” kata Menko Polhukam Djoko Suyanto melalui pesan singkatnya Minggu (9/3/2014).
Menurut Menko Polhukam, TNI telah merespon permintaan itu dengan baik, dan segera deploy untuk perbantuan SAR.” Unsur-unsur TNI yang akan terlibat nantinya akan berkoordinasi dengan otoritas Malaysia,” ungkap Djoko.
Sementara itu Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan, terkait permintaan tersebut, TNI AL telah mengirim pasukan khusus untuk SAR, dengan KRI Sutanto - 377, KRI Krait - 827, KRI Matacora - 823, KRI Tarihu - 829, KRI Siribua – 859, dan 1 Pesawat intai maritim.
Menurut Untung, kelima KRI dan satu pesawat intai itu sudah berangkat sejak Minggu (9/3) pagi ini, dan diperkirakan telah tiba di lokasi titik terakhir pesawat Malaysia Airlines melakukan kontak terakhir.
"Tadi, sekitar pukul 10.0 - 11.00, saya dikabari kapal-kapal kita sudah melintasi garis batas utara Selatan Malaka," kata Laksamana Pertama Untung Suropati.
Ia menyebutkan, Indonesia bergabung dengan lima negara lainnya, yakni RRT, Vietnam, Singapura, Filiphina, dan Amerika Serikat untuk mencari pesawat yang memuat 227 penumpang dan 17 kru itu.
(Andri Malau)