TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Peserta konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo menilai sah-sah saja satu kelompok purnawirawan jenderal TNI/Polri mendukung Capres Gerindra Prabowo Subianto.

Namun, bukan berarti tidak ada dukungan para purnawirawan TNI/Polri kepadanya. Banyak dukungan dari pensiunan TNI/Polri di sejumlah daerah mengucur kepada Jenderal Purnawirawan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini.

"Ada banyak dukungan pensiunan TNI, tapi saya belum mengumumkannya," ungkap Pramono saat bincang-bincang dengan wartawan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2014).

Kata Pramono, alasan dirinya tidak mengumumkan adanya banyak dukungan purnawirawan TNI/Polri, karena tidak ingin menciptakan kesan bahwa mantan tentara terpecah belah berebut dukungan.

"Kalau saya juga mengumumkan, saya hanya mau mencegah dari kesan mantan tentara terpecah belah. Saya tidak mau seperti itu," tuturnya.

Dia juga jelaskan, bahwa pensiunan militer atau purnawirawan perwira tinggi TNI/Polri sudah seperti masyarakat biasa dan tidak bisa menggerek tentara aktif untuk membawa pengaruh yang signifikan dalam perolehan suara.

"Pensiunan militer dia tidak bisa menggerek tentara aktif. Bukan menggerek. Kalau mantan anak buahnya simpati pada mantan komandannya, itu boleh-boleh saja," katanya.

Seperti diberitakan, dukungan kepada Ketua Dewan Pembina partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden 2014 semakin besar. Setelah ormas 'Indonesia Bisa' mendeklarasikan, kini giliran dari para Purnawirawan pejuang Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.

Dukungan terhadap Prabowo oleh TNI dan Polri tersebut dideklarasikan di ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (27/3/2014).

Menurut perwakilan dari Purnawirawan, Letjen (Purn) Yunus Yosfiah, Prabowo merupakan sosok yang tegas dan tepat untuk memimpin bangsa Indonesia. Menurutnya, saat ini Indonesia tengah dilanda keterpurukan dengan berbagai masalah yang dihadapi.

"Adanya kebocoran keuangan negara, penyadapan yang dilakukan pihak asing, dan dikuasainya berbagai sumber daya alam Indonesia itu jadi tanda begitu lemahnya pemerintahan yang ada sekarang," kata Yunus.

Yunus menuturkan, berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia juga turut dialami tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Menurutnya, para tenaga kerja Indonesia di luar negeri banyak yang mendapatkan perlakukan tidak sepatutnya.

"Kita memerlukan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa seperti Pak Prabowo, saya yakin Indonesia lebih bisa maju dengannya," tuturnya.