Wisawatan Mulai Mengalir
Satu setengah bulan pasca-erupsi, kawasan Gunung Kelud kembali diminati wisatawan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Satu setengah bulan pasca-erupsi, kawasan Gunung Kelud kembali diminati wisatawan. Dalam satu hari, kawasan ini rata-rata dikunjungi 100 sampai 200 wisatawan, baik asing maupun lokal. Para pengunjung penasaran dengan kondisi Kelud usai meletus pada 13 Februari lalu.
Menurut Gunawan, Staf Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri, untuk Kawasan Wisata Kelud, saat ini pengunjung masih didominasi wisatawan lokal.
“Kebanyakan datang dari kota-kota di sekitar Kediri. Ada yang dari Malang, Blitar, dan Surabaya. Mereka penasaran melihat pemandangan Kelud pasca-erupsi,” ujarnya.
Puncak luberan pengunjung terjadi pada akhir pekan dan hari-hari libur. Dia mengakui jumlah pengunjung yang datang belum sebanyak sebelum erupsi.
Hanya saja, dia yakin kondisi ini akan berangsur kembali normal setelah Kelud dinyatakan benar-benar aman dikunjungi sampai di puncaknya.
Saat ini, pengunjung baru bisa menikmati dampak kerusakan pada radius tiga kilometer dari puncak.
Petugas memasang pagar agar tidak ada pengunjung yang nekat mendekati puncak Kelud yang sudah berubah menjadi kaldera itu.
“Kelud tetap kami buka, tetapi di radius tiga kilometer dari puncak yang masih berbahaya untuk didekati. Jadi, kami pasang pagar agar tidak ada yang menyerobot masuk,” kata Khoirul Anam, Kepala Pos Pantau Gunung Kelud.
Menurut Khoirul, pembukaan ini dilakukan melalui pertimbangan yang matang. Dengan status Gunung Kelud yang masih level waspada, kawasan ini tidak bisa dibuka sepenuhnya.
Kata Khoirul, masih sering terjadi letusan sekunder di aliran lahar dingin di sekitar puncak. Letusan itu terjadi saat kondisi hujan.
Air hujan yang dingin membuat material lahar yang panas bereaksi menimbulkan uap panas. Letusan sekunder ini bisa melontarkan material sampai ketinggian 200 meter. Khoirul mengimbau agar pengunjung tetap waspada.
Dia menegaskan, dibukanya wisata Kelud ini juga untuk menghindari warga mendekati kawah lewat jalur tikus.
Khoirul menyebut rasa ingin tahu warga terhadap kondisi Kelud pasca-erupsi sangat tinggi.
“Kami buka ini kan untuk menjawab rasa ingin tahu warga, namun tetap kami pantau. Kalau ditutup malah kami akan kesulitan memantau karena warga banyak yang nekat masuk lewat jalur tikus,” ujar Khoirul. (idl/ben)