Teguh Juwarno, Antara Sepakbola dan Politik Uang Pada Pileg Lalu
Setelah terpilih lagi sebagai anggota DPR untuk periode 2014-2019, Ir.H.Teguh Juwarno mendapat pertanyaan menggelitik
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah terpilih lagi sebagai anggota DPR untuk periode 2014-2019, Ir.H.Teguh Juwarno mendapat pertanyaan menggelitik mengenai kemungkinannya kembali 'bertarung' untuk menjadi pengurus PSSI.
Ya, mantan reporter majalah 'Tempo' dan lama berkiprah di RCTI ini memang pernah aktif dalam kepengurusan sepakbola nasional di masa kepemimpinan Nurdin Halid pada periode 2007-2011.
"Ha ha ha, saya belum berpikir ke sana. Apa PSSI juga memerlukan saya?" Teguh Juwarno balik bertanya.
Dikenal kritis sejak semasih menjadi mahasiswa, Teguh Juwarno diketahui memiliki visi yang jelas terkait pembinaan persepakbolaan nasional. Tak mengherankan jika anggota Komite Wasit pada kepengurusan PSSI 2007-2011 ini disarankan teman-temannya untuk bisa berperan kembali dalam kepengurusan PSSI mendatang, yang pembentukannya melalui Kongres PSSI tahun 2015.
Teguh Juwarno pada periode pertamanya sebagai anggota DPR sempat ditugaskan di Komisi I yang antara lain membawahi bidang pertahanan, sebelum pada medio 2012 dioptimalkan di Komisi V yang membidangi Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan Badan SAR Nasional.
Berkecimpung dalam berbagai kegiatan organisasi sejak remaja, keaktifan Teguh di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Badan Kerohanian Islam saat kuliah tampaknya menjadi pendorong dan sekaligus memberinya bekal dalam menjadikannya politisi handal di Senayan. Teguh pun pernah mengemban amanah sebagai salah satu Wakil Ketua Komisi I.
Tokoh nasional Amien Rais yang menjadi pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) adalah panutan Teguh. Dari Amien Rais ia banyak belajar dan menjunjung gagasan Tauhid Sosial. Posisi Teguh kian cemerlang. Mulai dari kader dan Wasekjen PAN, akhirnya ia mengajukann diri sebagai caleg pada Pimilu 2009, dari daerah pemilihan (dapil) Tegal dan Brebes, Jateng.
Demikian juga dalam pencalonannya untuk masa bakti kedua di DPR, periode 2014-2019.
Terkait keberhasilannya memperoleh kepercayaan yang tinggi sebagai wakil rakyat di DPR RI periode 2014-2019, Teguh Juwarno juga sangat mengapresiasi masyarakat Tegal-Brebes, khususnya kepada para pemilihnya, karena ditengah maraknya 'money politic' warga masih memberi kepercayaan kepada Teguh meski tidak menyebar uang saat pileg 9 April lalu.
Dengan demikian, ia tidak punya beban harus mengembalikan 'uang investasi' yang dikeluarkan selama kampanye pileg kemarin.
"Saya bersyukur kerja politik saya selama lima tahun masih dihargai warga Tegal-Brebes, Insya Allah saya akan menjaga amanah itu sebaik-baiknya," ujar Teguh, kelahiran Wonosobo, 1 November 1968 (bukan 1966 seperti diberitakan sebelumnya).
Menanggapi maraknya politik uang di pileg 2014 ini Teguh mengaku amat miris.
"Kita tidak bisa menyalahkan rakyat terkait politik uang ini. Ada pengibaratan, rakyat menerima politik uang karena keterpaksaan tapi politisi melakukan karena keserakahan'. Jadi harus ada perubahan sistem dan disain pemilu kedepan. Terbukti pemilu langsung dengan sistem terbuka suara terbanyak membawa dampak yang buruk di masyarakat," kata sekretaris F PAN di DPR ini. (tb)