Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tubagus Hasanuddin: Kivlan Zen Naif dan Mengada-ada

Kivlan Zen dianggap memberikan pernyataan yang mengada-ada.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Tubagus Hasanuddin: Kivlan Zen Naif dan Mengada-ada
TRIBUNNEWS.COM
Foto Mayor Jenderal (Purn) TB Hasanuddin dan Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Pernyataan mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jendral (purn) Kivlan Zen yang mengklaim memiliki bukti autentik keterlibatan Megawati dalam kerusuhan di Cawang, November 1998, yang mengakibatkan tiga anggota Pam Swakarsa tewas, mendapat kecaman.

Kivlan Zen dianggap memberikan pernyataan yang mengada-ada.

"Jelas sekali pernyataan mantan Kepala Staf Komando Strategis TNI Angkatan Darat, Mayjend (Purn) Kivlan Zen yang menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlibat dalam aksi penculikan pada 1998 sangat mengada-ada dan sangat naif," ujar TB Hasanuddin, Jumat (9/5/2014).

Diberitakan sebelumnya, Kivlan Zen mengungkap Megawati dan sejumlah tokoh Partai Demokrasi Indonesia Pro-Megawati Soekarnoputri (PDI Promeg) kala itu mengetahui bahkan mensponsori peristiwa berdarah yang terjadi di Cawang, Jakarta Timur, 13 November 1998.

"Megawati bakal terluka kalau saya buka semuanya. Asal Komnas HAM berani, saya bakal seret Megawati dan semua orang yang terlibat dalam kerusuhan Cawang itu," kata Kivlan Zen

TB Hasanuddin kemudian mengingatkan Kivlan Zen, penculikan terhadap sejumlah orang dan aktivis itu terjadi pada 1998. Tahun 1998,  TB Hasanuddin mengingatkan,  merupakan puncak pergerakan dan perlawanan secara nasional atas rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.

Menghadapi gerakan perlawanan dari massa itu, lanjutnya, aparat Orde Baru berusaha meredam gerakan perlawanan. Apalagi, gerakan perlawanan itu terus menyuarakan untuk menjatuhkan Soeharto.

Berita Rekomendasi

Saat itu, cerita TB Hasanuddin,  Megawati berada di pihak yang berlawanan dengan rezim Soeharto.

"Maka jelas naif bila Kivlan menyebutkan Megawati bagian dari pelaku penculikan tersebut. Karena justru Ibu Mega menjadi salah satu terget yang harus diculik dan dihabisi. Para korban penculikan adalah orang-orang yang berlawanan dengan Orde Baru," ujar TB Hasanuddin.

"Saya kira pernyataan saudara Kivlan itu sangat naif sekali,"  tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas