16 Tahun Tragedi Trisakti: Kamar dan Barang Peninggalan Royan Tak Pernah Tersentuh
Hafidin Royan adalah satu di antara korban Tragedi Trisakti, 16 tahun silam. Berikut kisah kematian mahasiswa tersebut.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tanggal 12 Mei merupakan tanggal yang tidak bisa dilupakan oleh keluarga korban Tragedi Trisakti 1998 Hafidin Royan. Kemarin tepat 16 tahun silam Royan mengembuskan napas terakhirnya dalam tragedi tersebut.
Saat Tribun Jabar mendatangi rumah keluarga almarhum, di Jalan sirnagalih no 05, RT 03/03 Kelurahan Pasir Layung, Kecamatan Cibeunying Kidul Bandung, hanya menjumpai seorang kakek berusia 77 tahun, yang mengenalkan diri bernama Kanda.
Kanda sudah 30 tahun mengabdi kepada keluarga Royan. Kedua bola matanya langsung memerah saat ditanya tentang Royan, karena ia mengaku mengenal dekat almarhum.
"Bukan merasa kehilangan lagi, tapi benar-benar kehilangan. Saya tak menyangka ncep (Royan) meninggal seperti itu. Waktu dibawa dari Jakarta ke sini di dalam peti darah masih menempel di badan ncep. Terlebih di bagian kepala darah terus mengucur. Saya juga mengangkat ncep, tangan saya penuh darah," ujarnya, Senin (12/5/2014).
Kanda menuturkan, sebelum tragedi terjadi, keluarga sempat menyuruh Royan pulang, namun ia menolak. Sehingga, saat mendapat kabar Hafidin Royan salah satu korban Tragedi Trisaksi, pihak keluarga sontak histeris.
"Pas pulang malah beneran pulang ke yang Kuasa. Ayahnya yang selalu sedih setelah kematian Royan," kata Kanda.
Jenazah Royan dimakamkan tepat di belakang rumahnya. Di lokasi makam terdapat ukiran lambang Universitas Trisakti dan tiang bendera, yang di bawahnya terdapat plakat bertuliskan: Penerima Bintang Jasa Pratama.
Menurut Kanda, setiap tahunnya para kerabat Royan selalu ziarah. Ini terbukti, di makam Royan terlihat banyak pot bunga dan taburan bunga. "Tiap tahunnya juga ada ratusan mahasiswa datang kesini. Kemarin waktu Sabtu (10/5) saja ratusan datang kesini untuk nyekar," katanya.
Hingga kini kamar dan barang milik Royan tidak pernah tersentuh tangan siapapun. Kamar Royan terkunci bersama barang-barang peninggalannya. Sebuah mobil VW warna merah kesayangan Royan pun tetap terparkir di garasi.
"Kuncinya sama ibu yang pegang. Ini mobilnya juga sempat ada yang nawar cuma pihak keluarga tidak memberi," kata Kanda.
Kanda menilai sosok Royan sebagai orang yang penurut, dan ia menganggapnya sebagai anak sendiri. "Saya urus dia sudah dari kecil, orangnya penurut. Ke orang tua juga patuh, sama seperti ke saya juga sopan," kata Kanda.
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa saat demonstrasi menuntut Presiden Soeharto lengser. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. TRIBUN JABAR