Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Kelalaian Babinsa Dalam Kasus Kerahkan Dukungan Untuk Prabowo Versi Pengusutan Mabes TNI AD

Fakta anggota Babinsa dan perwira yang lalai dalam kasus pengerahan dukungan untuk capres Prabowo terungkap dalam pengusutan Mabes TNI AD.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Fakta Kelalaian Babinsa Dalam Kasus Kerahkan Dukungan Untuk Prabowo Versi Pengusutan Mabes TNI AD
KOMPAS/ RADITYA MAHENDRA
Ilustrasi Babinsa. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil pengusutan Markas Besar TNI Angkatan Darat soal anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang disinyalir menggerakkan warga Cideng Jakarta Pusat untuk mengerahkan salah satu pasang calon, menghasilkan fakta dan data ada dugaan anggota Babinsa dan perwira yang lalai dalam kasus ini.

Pengusutan terhadap beberapa personel di jajaran Kodim Jakarta Pusat dilakukan oleh Tim Gabungan dari Kodam Jaya sejak Kamis 5 Juni sampai dengan Minggu (8/6/2014) pukul 04.00 WIB dinihari tadi, menghasilkan beberapa dengan hasil.

"Koptu Rusfandi, yang mendapat perintah untuk melaksanakan tugas-tugas Babinsa di Kelurahan Cideng, Kec. Gambir, tidak bermaksud mengarahkan Saudara AT dan warga lain yang didatangi, untuk memilih salah satu Calon Presiden pada Pemilihan Presiden 2014," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa, kepada Tribunnews.com, Minggu (8/6/2014)

Andika menyebutkan, bahwa Koptu Rusfandi memang benar mendatangi warga di daerah tanggung jawab satuannya untuk mendata preferensi warga di Pemilihan Presiden 2014. Dan hal ini merupakan suatu kesalahan.

"Yang terjadi adalah, ketika saudara AT tidak langsung memberikan jawaban saat ditanya tentang preferensi-nya pada Pemilihan Presiden 2014, Koptu Rusfandi berusaha mendapatkan konfirmasi dengan cara menunjuk pada gambar Partai Politik Calon Presiden. Secara kebetulan, gambar yang digunakan untuk meng-konfirmasi pertama kali adalah gambar Partai Politik Calon Presiden nomor urut 1," jelasnya.

Menurutnya, hal inilah yang kemudian menimbulkan kesan seolah olah Koptu Rusfandi 'mengarahkan' Saudara AT untuk memilih salah satu Calon Presiden. Namun demikian tindakan Koptu Rusfandi tersebut tetap merupakan suatu kesalahan.

"Pimpinan TNI AD tidak pernah memberikan perintah kepada jajaran-nya untuk melakukan pendataan preferensi warga di Pemilihan Presiden 2014. Perintah ini juga tidak pernah diberikan oleh Pangdam Jaya berturut-turut sampai dengan Danramil-nya, Kapten Inf. Saliman," jelasnya.

Dirinya menjelaskan, tindakan Koptu Rusfandi tersebut merupakan inisiatif sendiri dan lebih disebabkan oleh ketidaktahuannya tentang tugas-tugas Babinsa.

Dalam hal ini Koptu Rusfandi memang baru bertugas sekitar 1 bulan di Satuan Teritorial Koramil Gambir setelah pindah tugas dari Satuan Tempur Batalyon Kavaleri 6 di Kodam 1 bukit Barisan, Medan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas