JK: Megawati Seorang Negarawan Hebat Hingga Memilih Jokowi-JK
Menurut JK, Megawati adalah seorang negarawan. Salah satu buktinya adalah Megawati memiliki kerelaan dalam menyerahkan kepemimpinan.
"Tapi parpol yang punya suara besar, justru menyerahkan keinginannya pada rakyat, itu kan luar biasa."
Surabaya - Jusuf Kalla (JK) menegaskan kepada pihak-pihak yang menyangsikan kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam memberikan mandat kepada pasangan Jokowi-JK jika dipilih rakyat dalam pemilihan presiden yang akan datang. JK menjelaskan hal itu kepada wartawan yang mewawancarainya di Surabaya, Jawa Timur, seperti dikutip jpnn.com, Kamis 19 Juni 2014.
Menurut JK, Megawati adalah seorang negarawan. Salah satu buktinya adalah Megawati memiliki kerelaan dalam menyerahkan kepemimpinan kepada orang yang lebih mampu. Padahal Megawati berpeluang untuk menjadi presiden dengan tingkat elektabilitas yang tidak rendah. Kenegarawanan Megawati juga ditunjukkan dengan fakta bahwa PDIP adalah partai pemenang pemilu legislatif 9 April yang lalu.
"Megawati seorang negarawan yang hebat. Orang dirikan partai untuk apa? Kekuasaan kan? Partai yang perolehan suaranya kecil deklarasi diri, parpol kaya PAN, Hanura semua deklarasi diri. Tapi parpol yang punya suara besar, justru menyerahkan keinginannya pada rakyat, itu kan luar biasa. Jadi ambisi untuk kekuasaan sama sekali diserahkan pada rakyat, jadi bagaimana mungkin Mega mau berbuat seperti itu," kata JK saat berada di Surabaya, kemarin.
JK mengatakan, selama ini, Megawati juga tidak pernah menekan sama sekali. Artinya, kata JK, tidak akan muncul dominasi tersendiri dari beliau dalam kepemimpinan dia dan Jokowi apabila berhasil terpilih.
" Tidak mungkinlah Ibu Mega akan begitu. Beliau itu negarawan. Saya kenal seperti itu. Jadi desakan apa yang akan dilakukan. Ah, saya yakinlah," tambahnya.
Selain itu, JK juga membantah terkait dengan adanya isu terkait pembicaraan kursi kabinet. Hal ini menurut JK tidak benar. Sejauh ini yang dilakukan adalah fokus untuk memenangkan Pilpres 9 Juli nanti. Tidak ada kata dia, pembicaraan sedikitpun mengenai menteri. Persoalan menteri adalah urusan setelah terpilih nanti.
Yang jelas kata JK, menteri ini akan diambil dari yang paling cocok dengan posisinya. Tujuannya, untuk kejahteraan masyarakat. Kepercayaan diri Jokowi-JK menyusun kabinet juga karena koalisi yang terbentu disebut-sebut tanpa syarat. Dalam artian, tanpa ada janji-janji posisi menteri. " Sampai sekarang saya bersama Jokowi dan tim tak pernah bicara kabinet, kami hanya fokus bagaimana memenangkan dulu pilpres ini," ucapnya. (skj) (Advertorial)