Hatta Rajasa: Apa Perlu Revolusi Mental?
Calon wakil presiden nomor urut dua Hatta Rajasa mempertanyakan konsep Revolusi Mental yang dicanangkan Jokowi-JK
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut dua Hatta Rajasa mempertanyakan konsep Revolusi Mental yang dicanangkan Jokowi-JK dalam visi misinya. Pasalnya Hatta menilai hal tersebut bisa melunturkan Pancasila dan UUD.
"Apa perlu negara revolusi, apa harus mengubah nilai-nilai di dalam Pancasila," tanya Hatta kepada Jusuf Kalla dalam debat cawapres di Hotel Bidakara, Minggu (29/6/2014).
Menanggapi hal itu Cawapres nomor urut dua, Jusuf Kalla (JK) menjawab pertanyaan lawan debatnya Hatta Rajasa mengenai revolusi mental dengan sangat lugas. Dalam sesi tanya jawab, Hatta bertanya mengenai konsep revolusi menurut JK.
Mantan wapres periode 2004-2009 ini menjawab dengan tegas bahwa revolusi jangan disalahartikan seperti pemberontakan. “Revolusi berarti bergerak cepat. Kita harus bekerja keras dan bekerja bersama-sama untuk pendidikan yang bermutu,” ujar JK.
Mantan wapres periode 2004-2009 ini juga menyindiri bahwa masalah kebocoran yang kerap dibahas oleh capres nomor urut satu disebabkan karena mental manusianya. Revolusi mental ini menurut JK juga berfokus pada pendidikan nasional.
“Guru harus diperbaiki dengan cepat. Tunjangan diperbesar. Proses cepat itulah yang dinamakan dengan revolusi,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa sistem kita belum sempurna untuk mencapai tujuan-tujuan itu sehingga dibutuhkan revolusi mental. (Advetorial)